Dalam kehidupan pada umumnya, setiap individu manusia dilahirkan ke dunia telah memiliki jati dirinya masing-masing. Hal ini ingin menegaskan bahwa manusia merupakan makhluk ciptaan Allah yang amat mulia. Dengan kata lain manusia adalah Citra Allah sendiri. Di samping itu sejak diciptakan manusia telah dianugerahkan akal budi, martabat (jati diri) dan kebebasan yang bertanggungjawab. Hal ini menjadikan manusia berkuasa atas segala ciptaan yang ada di dunia.
Sejak dahulu, setiap orang dituntun untuk hidup sesuai dengan Firman dan Kehendak Allah. Oleh karena itulah hidup manusia menjadi lebih baik, dalam artian setiap orang menyadari akan kebaikan dan cinta kasih yang dicurahkan/dianugerahkan oleh Allah dalam kehidupan mereka. Sehingga dapat dikatakan bahwa manusia memiliki begitu banyak keistimewaan yang tidak bisa dipungkiri. Hal ini menjadikan setiap orang bahagia dan bangga akan segala keistimewaan yang ada dalam dirinya sendiri sebagai generasi yang bermutu bagi negara dan bangsa.
Bertolak dari semua ini, maka bisa dikatakan bahwa setiap orang dapat mengalami dan merasakan hidup penuh sukacita dengan apa yang ada pada dirinya. Namun seiring dikumandangkan bahwa dalam menghadapi dinamika kehidupan, kita harus berpikir positif, kata tersebut kedengaran begitu manis, sejuk dan lembut. Dalam kenyataan dunia dan hidup itu, tidak selalu selembut salju, melainkan juga terdapat batu wadas yang keras dan karang yang tajam. Artinya bahwa dalam kehidupan di dunia ini, terdapat banyak masalah-masalah yang terjadi di dalam bangsa dan negara, baik itu dalam bidang politik, sosial, moral dan lain sebagainya. Semua masalah yang ada dalam bangsa dan Negara, terjadi karena perbuatan kita manusia. Mengapa demikian? Karena adanya kedengkian, kerakusan, keegoisan, keinginan nafsu yang besar untuk mendapatkan apa yang diinginkan dan berkuasa atas segala hal.
Oleh karena itu, sebagai makhluk ciptaan Tuhan, yang memiliki akal budi, marilah kita melihat kembali kehidupan kita dan merefleksikan pengalaman kita. Melalui pengalaman yang kita refleksikan ini, tentu menjadi pedoman yang bermanfaat dan berguna bagi kita, serta dapat memperbaharui hidup kita menjadi lebih baik. Aku, kamu, dan kita semua dilahirkan di dunia ini, dengan penuh rahmat dan anugerah yang Allah berikan kepada kita. Maka dari itu, kita dituntun untuk hidup sesuai dengan Firman dan Kehendak Allah. Dengan demikian, segala sesuatu yang kita perbuat dan kita kerjakan dalam negara ini, dapat menghasilkan nilai-nilai kehidupan yang baik, sehingga tercipta kedamaian dan kesejahteraan di dalam bangsa dan negara. Melalui refleksi inilah, kita telah disadarkan bahwa, aku, kamu dan kita semua dilahirkan sebagai generasi yang bermutu bagi negara.
(Fr. Johanis Corneles Narwadan)