Refleksi: “Pertobatan: Jalan Tol Perdamaian Dengan Allah?”

0
2230

Semua orang tentunya tahu apa itu jalan tol, apa kegunaan atau fungsinya. Jalan tol adalah suatu jalan yang dikhususkan untuk kendaraan bersumbu dua atau lebih dan bertujuan untuk mempersingkat jarak dan waktu tempuh dari satu tempat ke tempat lain. Itulah pengertian dari jalan tol.

Dalam konteks iman, pertobatan disebut sebagai jalan tol perdamaian antara manusia dengan Allah. Apa yang dimaksud dengan pertobatan sebagai jalan tol perdamaian dengan Allah? Sebagai seorang Katolik, manusia biasa yang takut akan Tuhan, kita harus bertanya pada diri kita sendiri, apakah saya sudah bertobat? Apakah sudah berdamai dengan Tuhan?

Jalan tol perdamaian dengan Allah  membawa damai melalui perbuatan-perbuatan kita yang baik terhadap orang lain, orang yang ada di sekeliling kita. Kita harus menjadi jalan tol yang bisa memberikan jalan yang terbaik jalan perdamaian dengan Allah dan dengan sesama. Kita adalah jalan tol yang harus memberikan jalan untuk orang lain melewati tiap hari, memberikan yang terbaik, dan contoh yang baik pada orang lain khususnya membawa pertobatan dan perdamaian dengan Allah.  Kehidupan para kudus juga dapat memberikan contoh dan teladan yang baik untuk kita. Dengan jalan dan perbuatan kita pada orang-orang yang membutuhkan kehadiran kita dalam kehidupan mereka. Seperti Tuhan menciptakan matahari untuk menyinari dan menerangi kita semua tanpa membedakan satu sama lain, begitu pun diri kita jika melayani dan membantu seseorang untuk berubah atau bertobat dan ingin berdamai dengan Allah tanpa memandang siapa pun itu.

Tapi sebagai manusia biasa kadang kita tidak sanggup untuk melakukan atau mengikuti perintah Allah karena kadang dalam diri kita ada rasa takut, minder atau malu. Semua karena kelemahan dan keegoisan dalam diri kita, sampai kita lupa apa yang sebenarnya tugas dan tanggung jawab kita. Namun jika kita taat pada perintah Allah dan melakukan dengan cinta kasih maka kita bisa menjadi jalan tol untuk membawa orang-orang yang ingin bertobat dan berdamai dengan ikhlas. Maka kita merasa ada damai dan bahagia dalam diri kita dan juga diri orang lain. Seperti Tuhan menciptakan matahari untuk menyinari dan menerangi kita semua tanpa membedakan satu sama lain, begitu pun diri kita jika melayani dan membantu seseorang untuk berubah atau bertobat serta ingin berdamai dengan Allah tanpa memandang siapa pun itu.

(Fr. Kostantinus Tunyanan)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini