“MENGHARGAI ORANG LAIN” Renungan, Jumat 02 Agustus 2024

0
1011

Hari Biasa (H)

Yer. 26:1-9; Mzm. 69:5.8-10.14; Mat. 13:54-58

Dalam Injil hari ini, diceritakan tentang Yesus yang tidak diterima dan tidak dianggap oleh orang-orang di kampung halamanNya. Orang-orang disekitarNya hanya memandang latar belakang Yesus sebagai anak tukang kayu. Hati dan pikiran mereka tertutup dengan sikap angkuh dan suka meremehkan orang lain, sehingga mereka tidak dapat percaya dengan kebijaksanaan dan mukjizat yang dilakukan Yesus.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita pun sering kali jatuh dan terperangkap di lubang yang sama. Kita sering menilai orang lain berdasarkan latar belakang, penampilan, atau status sosial mereka. Bahkan kita sering kali meremehkan kemampuan atau potensi yang ada pada orang lain, karena hati dan pikiran kita dikuasai oleh sikap angkuh dan suka meremehkan.

Bacaan hari ini mengajarkan kita untuk membuka hati dan pikiran kita supaya dapat melihat kelebihan orang lain sebagai anugerah yang Tuhan berikan kepadanya, dan bukan sebagai saingan bagi diri kita sendiri. Kita tidak boleh membangun pemikiran bahwa orang lain lebih rendah dari diri kita, melainkan menyadari dan mendukung potensi yang ada dalam diri orang lain. Ketika kita menyepelekan orang lain, sebenarnya kita sedang menutup pintu bagi diri kita sendiri untuk menerima kebaikan dari potensi yang mereka miliki. Dalam konteks keluarga, teman, atau rekan kerja, penting untuk selalu menghargai dan menghormati satu sama lain. Menghargai setiap orang berarti kita memberi mereka kesempatan untuk menunjukkan kemampuan mereka yang positif. Dengan demikian, mereka akan merasa dihargai dan didukung, sehingga mereka akan terus berusaha melakukan hal-hal yang positif, baik dan benar.

Oleh karena itu, kita diajak untuk lebih membuka hati dan pikiran kita supaya dapat lebih menghargai setiap orang di sekitar kita. Dengan demikian kita akan menciptakan lingkungan yang penuh dengan penghargaan, dukungan, dan penerimaan terhadap orang lain, yang pada akhirnya akan membawa kebaikan dan kemajuan bersama. Janganlah kita membiarkan prasangka dan penilaian yang dangkal menghalangi kita untuk melihat dan menerima kebaikan dan kelebihan orang lain, melainkan lihatlah kebaikan dan kelebihan mereka sebagai anugerah yang Tuhan berikan kepada mereka.

Fr. Steward Kaunang

“… Seorang nabi dihormati di mana-mana, kecuali di tempat asalnya sendiri dan di rumahnya.” (Mat. 13:57b)

Marilah berdoa:

Ya Tuhan, bukalah hati dan pikiran kami agar dapat lebih menghargai orang lain. Amin.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini