Refleksi: “Tuhan Selalu Membuka Hati”

0
2319

Setiap manusia pernah membuat kesalahan. Saya sendiri pernah membuat kesalahan. Saya sungguh menyesal dan ingin melupakan kesalahan tersebut. Tetapi ada orang yang selalu mengungkit kesalahan itu; yang menghambat saya untuk melupakan kesalahan tersebut.

Akhirnya saya tidak bisa melepaskan kesalahan itu. Saya merasa tersiksa dalam menjalani kehidupan karena memikirkan kesalahan tersebut. Hidup menjadi tak ada arti. Hidup serasa tak berwarna. Rasanya ingin mati.

Kondisi dan situasi yang saya alami membawa suatu perubahan yang begitu besar dan berdampak pada kehidupan sebagai seorang calon imam. Ada begitu banyak pelanggaran yang saya buat. Saya merasa seperti tidak ada lagi jalan keluar. Berdoa pun saya takut dan dalam hati saya selalu berteriak, “Tolong siapa saja yang dapat membantu saya”. Di saat seperti inilah saya merasakan kekeringan rohani.

Namun dalam keputuasaan tersebut, saya tiba-tiba mendengar seorang teman mengetuk pintu kamar dan memanggil nama saya. Waktu itu entah kenapa hati saya merasakan hal yang aneh. Saya membuka pintu. Saya mengira ada sesuatu yang penting tetapi ia hanya menyodorkan potongan kertas kecil yang tertulis, “Selasa, 12 Desember 2017”. Ternyata ini adalah tanggung jawab untuk membuat renungan Lentera Jiwa.

Saya pun mengambilnya lalu meletakkannya di atas meja. Saya pun hanya memandang kertas tersebut, tanpa ada niat untuk membuat renungan. Namun seperti diperintahkan bahwa saya harus membuka teks kitab suci tersebut. Perikop yang saya temukan ialah “Perumpamaan tentang Domba yang Hilang”.

Saya pun membaca ayat demi ayat. Saya membaca perikop tersebut berulang-ulang. Saya merasakan sesuatu dan merasa bahwa saya adalah domba yang hilang tersebut. Sambil terus bermenung saya merasa secara perlahan-lahan terbebas dari perasaan bersalah dan ada rasa bahwa masih ada kesempatan untuk memperbaiki diri.

Perikop tersebut menyadarkan saya bahwa betapa luar biasanya Cinta Kasih Allah. Saya merasakan bahwa ini adalah pertolongan dari Tuhan. Saya merasa salah karena berdoa saja, saya sampai takut. Saya bangkit dari rasa bersalah, dan dari rasa putus asa serta merasa bahagia. Melihat semua ini, saya merasakan bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan saya.

Setiap orang pasti pernah berbuat salah. Untuk itu, setiap orang pasti ingin memperbaiki kesalahan tersebut bahkan ingin bertobat. Manusia bisa saja tidak memberikan maaf kepada kita atau membantu kita untuk kembali. Akan tetapi kita harus ingat bahwa Tuhan selalu membuka hati-Nya untuk kita. Tuhan akan selalu membantu kita.

“Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan” (Yer. 17:7)”.

(Fr. Hanny Ering)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini