Setelah membaca inti perikop yang terdapat dalam Kitab Suci yakni ”Carilah, ikutilah, tinggallah” seakan-akan panggilan saya dijamah oleh kasih Tuhan. Perikop ini sangat menarik bagi diri saya. Ungkapan “Marilah dan kamu akan melihatnya” menunjuk kepada panggilan Tuhan kepada setiap orang yang ingin mengikuti-Nya secara total. Pernyataan ini memiliki kesamaan dengan pengalaman panggilan yang dialami oleh saya. Panggilan yang dimaksudkan, yakni panggilan untuk menjadi seorang imam. Panggilan yang berasal dari diri sendiri.
Panggilan saya berawal dari ketertarikan terhadap karya pelayanan yang dilakukan oleh para imam di paroki. Salah satu hal mendasar dari ketertarikkan ini, yaitu melihat para imam mempersembahkan Perayaan Ekaristi kepada Tuhan dan umat-Nya. Secara khusus mengubah roti dan anggur menjadi Tubuh dan Darah Kristus. Peristiwa tersebut membuat saya berusaha mencari tahu makna yang terkandung di dalamnya. Peristiwa juga ini serentak menjadi panggilan dari Tuhan terhadap saya untuk turut ambil bagian bersama-Nya dalam melayani umat-Nya yang Kudus.
Panggilan Yesus menjadi kekuatan bagi saya untuk melangkah ke tahap yang suci, yakni ingin mencapai imamat agung. Perjalanan panggilan saya menjadi seorang calon imam berawal di Seminari Xaverianum Ambon dengan pelbagai pengalaman hingga sampai di Seminari Tinggi Hati Kudus Yesus Pineleng sekarang ini. Panggilan Yesus mulai muncul pada peristiwa tersebut.
Saya secara pribadi sudah menanggapi panggilan Tuhan, meskipun terdapat pelbagai hambatan dan tantangan yang menghadang. Setelah menjalani pelbagai pengalaman, saya mulai menyadari bahwa panggilan Tuhan merupakan panggilan untuk melayani umat-Nya melalui karya pastoral. Saya harus melayani dan mengasihi Gereja dan umat Allah. Sikap inilah yang menjadi tujuan utama bagi saya dalam berkarya. Pengalaman berkarya yang telah saya lewati pada saat liburan pastoral membuat saya semakin mempertajam iman akan panggilan Tuhan. Sesungguhnya, saya jatuh cinta dengan panggilan Tuhan. Panggilan Tuhan menjadi cinta yang mengalahkan cinta yang lain di dunia.
(Fr. Mario Rumsory)