Dalam filsafat proses segala sesuatu yang ada dalam alam semesta selalu dilihat dalam “proses menjadi” menuju kesempurnaan. Dalam arti bahwa segala sesuatu yang dilihat dengan panca indra bukanlah sesuatu yang sudah mencapai titik puncak atau sudah mencapai final tetapi sedang dalam proses. Dalam kerangka berpikir yang sedemikian ini manusia sebagai salah satu bagian dari alam semesta diidentifikasi sebagai mahluk yang terus berproses menuju kesempurnaan. Pertanyaannya apa itu kesempurnaan?
Jika kita melihat hidup manusia dalam kacamata filsafat proses, maka sebagai orang yang beriman Katolik kesempurnaan dimengerti dalam arti bersatu dengan Allah. Untuk mencapai kesatuan dengan Allah maka pertama-tama orang harus hidup dengan benar dan hidup yang benar itu berarti hidup seturut dengan kehendak Allah. Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana kita bisa mengukur bahwa hidup kita itu benar dan sesui dengan kehendak Allah?
Pertanyaan ini sebenarnya merupakan stimulus atau perangsang yang menghantar kita pada sebuah motiavsi untuk mengenal Allah. Artinya untuk bisa melihat kehendak Allah sebagai tolok ukur praksis hidup kita maka kita perlu pertama-tama mengenal Allah dan mengetahui apa yang dikehendakinya. Karena hanya dengan cara demikian maka kita bisa mengetahui bahwa setiap tindakan kita itu benar dan berkenan kepada Allah. karena itu pengenalan akan Allah itu merupakan hal yang sangat penting dan bahkan dapat dikatakan sebagai sesuatu yang vital sebagai orang beriman Katolik. Pertanyaan selanjutnya bagaimana kita dapat mengenal Allah yang benar ditengah kesibukan kita sehari-hari? Apakah kita harus kuliah teologi dahulu untuk bisa mengenal Allah yang benar? Apakah kita perlu pergi kepada salah seorang pastor dan menyiapkan sederet pertanyaan tentang Allah?
Tentunya semua hal itu memang perlu. Namun jika melihat konteks kehidupan kita dengan berbagai kesibukan yang ada rasanya hal itu agak sulit untuk dilakukan. Karena itu, hal sederhana yang bisa kita lakukan adalah membaca Alkitab. Alkitab sendiri merupakan sumber pertama dan utama yang memuat berbagai ajaran iman tentang Allah tetapi juga tentang hidup yang benar seturut dengan kehendak Allah. dengan demikian Alkitab seharusnya menjadi pedoman hidup; Alkitab menjadi acuan dan solusi dalam praksis hidup kita.
Kembali ke filsafat proses, maka hidup kita merupakan proses menjadi menuju kesatuan dengan Allah. Dalam proses itulah kita kemudian terus membina diri dan membentuk hidup kita menuju kesempurnaan yakni bersatu dengan Allah dengan hidup seturut kehendaknya. Dalam konteks inilah, kitab suci menjadi menjadi pedoman untuk dapat melihat apakah hidup kita sudah sepadan dengan kehendak Allah. Jika melihat lebih jauh, maka kitab suci seharusnya bukan hanya menjadi sebuah pedoman tetapi menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan kita. karena melalui Kitab Sucilah kita dapat mengenal Allah yang benar dan mengetahui apa yang dikehendakinya. Dan mulai berproses sembari membangun hidup yang sempurna.
(Alosius Gonsaga No)