Refleksi: “Bukan Aku yang Kuat, Tetapi Tuhanlah yang Mempermudah”

0
6813

Manusia pada hakikatnya merupakan makhluk yang terbatas. Sebab itu dalam kehidupannya ia sering kali diperhadapkan dengan berbagai peristiwa atau tantangan di dunia ini, baik itu pengalaman suka maupun pengalaman duka. Diperhadapkan pada situasi yang demikian membuat manusia sering kali banyak mengeluh, banyak marah, menyerah, dan bahkan bisa sampai pada sikap skeptis dan menyalahkan Tuhan. Itu artinya manusia dalam hidupnya masih sangat minim perihal bersyukur pada Tuhan atas segala anugerah yang telah diberikanNya.

“Bukan aku yang kuat, tetapi Tuhanlah yang Mempermudah” menjadi salah satu tema permenungan yang sangat baik untuk direfleksikan sebagai tanda ungkapan syukur kita pada Tuhan atas penyelenggaraanNya dalam kehidupan kita manusia hingga saat ini.

Dalam Kitab Yesaya 40:29 berbunyi “Dia memberikan kekuatan kepada yang lemah dan menambah semangat kepada yang tidak berdaya”. Hal ini haruslah menjadi warta gembira bagi kita manusia sebab bahwa Tuhan sama sekali tidak meninggalkan kita, atau membiarkan kita jatuh pada kelemahan kita. Ia bahkan mendampingi kita, menambahkan kekuatan kepada kita untuk dapat melewati setiap persoalan atau pergumulan yang kerap kali dijumpai dalam kehidupan kita ini.

Sebagai seorang Kristen sejati tentunya kita harus sangat bersyukur pada Tuhan atas kasih sayangNya yang telah Ia berikan kepada kita. Perikop di atas mengajarkan kepada kita bahwa di saat manusia melakukan suatu perbuatan atau menggapai suatu prestasi, pertama-tama yang harus kita sadari bahwa pada hakikatnya semua hal itu bukan disebabkan karena kita manusia adalah orang yang hebat, tetapi karena Tuhanlah yang telah berkenan dan memberikan kemudahan kepada kita semua. Tuhan menuntun kita sampai pada titik terbaik di mana Tuhan menghendaki itu bagi kita.

Sebab itu, situasi jatuh, kalah, gagal seharusnya tidaklah dipandang sebagai sebuah hukuman yang dinyatakan Tuhan dalam kehidupan kita. Kegagalan atau pengalaman terpuruk mestinya dipandang sebagai suatu ujian dari Tuhan pada kita. Karena itu kenalilah diri kita lebih dalam, sadari setiap kelemahan dalam diri kita, karena justru demikian kita akan menjadi manusia yang sempurna di dalam Kristus Tuhan. Ia hanya meminta kita untuk percaya pada setiap rancanganNya, karena Dia adalah jalan kebenaran dan kehidupan. Setiap orang yang berpegang kepadaNya akan menjadi kuat, karena Tuhanlah yang mempermudah. Terima kasih Tuhan untuk penyertaan yang telah Kau berikan dalam kehidupanku.

(Fr. Albertus Ranbasar)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini