“Bait Allah”: Renungan, 4 Maret 2018

0
4812

Ada sisi lain dalam kehidupan manusia yang menunjukkan kurangnya penghargaan akan tubuh. Banyak orang merusak tubuh mereka dengan cara mengonsumsi rokok, miras, narkoba dan ada pula yang membuat tato pada tubuhnya. Hal ini seharusnya patut disesali. Sebab tubuh adalah aspek penting dari diri manusia. Yesus mengkritik cara hidup demikian. Seharusnya, kita menjaga tubuh kita untuk tetap sehat. Sehat jasmani dapat mengantar kita pada rohani yang sehat pula. Hendaknya kita menghadirkan Tuhan dalam diri kita, maka dari itu tubuh kita harus

tetap sehat. Bagi Yesus sendiri, tubuh itu adalah Bait Allah.

Injil menceritakan tentang Yesus yang marah akibat orang Yahudi tidak menghormati Bait Allah. “Ambil semuanya ini dari sini, jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat berjualan” (Yoh. 2:16). Bait Allah dijadikan pasar dan bahkan praktek kejahatan lahir di Bait Allah karena adanya manipulasi harga barang. Bait Allah yang seharusnya menjadi pusat spiritual, simbol kehadiran Tuhan, sebagai identitas keyahudian dan karena itu harus sakral, ternodai oleh keegoisan dan kerakusan manusia. Yesus sendiri merasa terhina akibat praktek itu. Penghinaan terhadap Bait Allah menjadi penghinaan atas diri-Nya sendiri. Sebab bagi-Nya Bait Allah sama dengan diri-Nya sendiri. Yesus menantang orang Yahudi untuk merombak Bait Allah dan Ia akan membangunnya dalam tiga hari. Padahal, Bait Allah yang dimaksudkan Yesus yakni diri-Nya sendiri; Ia akan mati dan bangkit pada hari ketiga.

Diri Yesus adalah Bait Allah. Allah bersemayam di dalam diri-Nya. Maka, sebagai pengikut Kristus sudah sepantasnya kita menjadikan diri kita sebagai Bait Allah. Supaya diri kita menjadi tempat yang layak untuk Allah tinggal maka diri kita perlu dibersihkan setiap saat. Masa Prapaskah adalah saat yang tepat untuk membersihkan diri dari dosa. Ini kesempatan untuk mengintrospeksi diri. Mungkin kita belum mampu menjadikan tubuh kita sebagai Kenisah Allah. Kita seringkali merusaknya dengan mengonsumsi rokok, minuman keras, narkoba, dll. Kita mencemari diri dengan perbuatan cabul, keserakahan dan keegoisan. Belajar dari Yesus yang sungguh menghormati Bait Allah, mari kita menghormati diri sendiri dengan menyucikannya. Kita berusaha menghindari perbuatan yang merusak tubuh, agar Allah bisa hadir dan bersemayam dalam diri kita. Hidup kita pun  akan sungguh-sungguh memancarkan kehadiran Allah.

(Fr. Simon Petrus Laian)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini