Pesta St. Yakobus, Rasul (M)
2Kor. 4:7-15; Mzm. 126:1-2ab,4-5,6; Mat. 20:20-28.
Tidak dapat disangkal bahwa ada beberapa individu yang sangat berambisi menjadi pemimpin demi memperoleh status yang terhormat. Mereka menggunakan berbagai cara untuk mencapai ambisi tersebut, seringkali dengan melanggar aturan yang ada dan membatasi hak orang lain untuk memilih. Mereka lupa bahwa tujuan mulia seorang pemimpin adalah untuk melayani banyak orang. Akibatnya, mereka lebih fokus pada pujian dan sanjungan, sehingga sulit bagi mereka untuk berkorban dan meninggalkan status kehormatannya demi melayani dan mengangkat martabat kaum yang lemah.
Bacaan Injil hari ini mengisahkan tentang ibu dari Rasul Yakobus dan Yohanes yang mengajukan permintaan kepada Yesus agar kedua anaknya mendapatkan tempat terhormat di sisi-Nya dalam Kerajaan Surga, yakni satu di sebelah kanan dan satu lagi di sebelah kiri. Permintaan ini menunjukkan bahwa ibu mereka belum sepenuhnya memahami makna dari kehormatan sejati. Ia membayangkan kehormatan sebagai kedudukan istimewa tanpa menyadari tanggung jawab besar dan pengorbanan yang menyertainya.
Untuk meluruskan pemahaman ini, Yesus menjelaskan bahwa untuk menjadi besar, seseorang harus menjadi pelayan, dan untuk menjadi yang terkemuka, seseorang harus menjadi hamba. Yesus menekankan bahwa Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan memberikan nyawa-Nya sebagai tebusan bagi banyak orang. Dengan kata lain, kehormatan sejati diperoleh melalui pelayanan dan pengorbanan. Rasul Yakobus, yang kita peringati hari ini, adalah contoh nyata dari seorang Rasul yang memahami dan menjalankan tugas pelayanannya dengan penuh kesetiaan, bahkan sampai rela mengorbankan nyawanya demi mengikuti jejak Yesus.
Sebagai manusia, kita sering terjebak dalam keinginan untuk meraih tempat terhormat tanpa menyadari tanggung jawab besar yang harus kita emban. Kita cenderung membayangkan pujian dan sanjungan dari banyak orang, tanpa memahami sepenuhnya tugas dan kepercayaan yang berasal dari posisi atau jabatan yang kita miliki. Bacaan Injil hari ini mengingatkan kita bahwa untuk layak mendapatkan tempat terhormat seperti Yesus, kita harus fokus pada tugas dan tanggung jawab kita sebagai manusia yang siap melayani sesama. Yesus mengajarkan bahwa menjadi pemimpin sejati berarti menjadi pelayan bagi orang lain, bukan sekadar menikmati kemuliaan. Oleh karena itu, kita harus berusaha dengan sungguh-sungguh menjalankan tugas dan tanggung jawab kita dengan setia dan penuh pengorbanan. Ketika kita berhasil dan setia dalam tugas tersebut, Tuhan telah menyediakan tempat bagi kita dalam kerajaan-Nya. Sebab kehormatan sejati tidak datang dari ambisi pribadi, tetapi dari dedikasi tulus untuk melayani sesama.
(Fr. Dkn. Bosco Pontoh)
“Sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang” (Mat. 20:28)
Marilah berdoa:
Ya Tuhan, bantulah kami agar tetap setia dan rela berkorban dalam tugas dan tanggung jawab kami setiap hari. Amin