Hari Biasa (H)
Yer. 7: 1-11; Mzm. 84: 3, 4, 5-6a. 8a. 11; Mat. 13: 24-30.
Memulai itu gampang, tetapi bertahan dan setia itu sulit. Bertahan dalam pengorbanan dan bertekun dalam kesukaran adalah tantangan yang terus-menerus hadir dalam perjalanan hidup manusia, terutama bagi kaum beriman. Tantangan ini ada bukan tanpa tujuan. Melalui berbagai kesulitan dan pengorbanan, iman manusia dimurnikan dan diperkuat.
Bacaan pertama mengingatkan kita tentang pentingnya kesetiaan kepada Tuhan dan penolakan terhadap kemunafikan. Tuhan memanggil umat-Nya untuk melakukan perubahan nyata, bukan hanya terbatas pada tindakan ritual di Bait Suci, tetapi juga dalam setiap aspek kehidupan sehari-hari. Ini mencakup menjalankan keadilan, tidak menindas orang asing, yatim piatu, atau janda, serta tidak menumpahkan darah yang tidak bersalah. Dengan kata lain, kesetiaan kepada Tuhan harus tercermin dalam tindakan nyata yang adil dan penuh kasih terhadap sesama, menunjukkan bahwa iman yang sejati adalah iman yang hidup dan diwujudkan dalam perbuatan sehari-hari.
Yesus mengajarkan tentang kesetiaan melalui perumpamaan dimana petani membiarkan gandum dan lalang tumbuh bersama. Semua orang, baik atau jahat, mendapat berkat atau hujan dan matahari yang sama. Tugas manusia adalah menggunakan berkat-berkat itu untuk terus bertumbuh dan menghasilkan buah baik. Manusia tidak seharusnya menghakimi atau menghancurkan orang lain yang berbuat salah.
Sebagai umat beriman, kita dipanggil untuk setia dan menyerahkan penghakiman kepada Tuhan. Ia akan memisahkan gandum dari lalang; orang baik dari orang jahat pada waktu yang ditentukan. Kesetiaan berarti tetap teguh dalam iman dan melakukan perbuatan baik seperti mengasihi dan mengampuni sesama. Kita harus memanfaatkan setiap kesempatan yang diberikan Tuhan untuk berkembang menjadi pribadi yang lebih dekat dengan-Nya. Mari kita berdoa agar dapat menjadi saksi kesetiaan dan cinta kasih Tuhan di dunia ini. Kita berharap dapat tumbuh menjadi gandum yang baik yang menghasilkan buah dalam kelimpahan.
(Fr. Frumentius Nggajo)
“Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berberkas-berkas untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandum itu ke dalam lumbungku” (Yoh. 13: 30)
Marilah berdoa:
Ya Bapa, utuslah Roh Kesetiaan kepada kami agar kami mampu menjalani panggilan hidup kami dengan setia. Amin.