Hari Biasa (H)
Am. 2: 6-10. 13-16; Mzm. 50: 16bc-17, 18-19, 20-21, 22-23; Mat. 8: 18-22
Comfort zone adalah salah satu istilah yang sering digunakan dalam kehidupan sekarang, apalagi sangat relevan dengan kehidupan generasi sekarang. Comfort zone atau zona nyaman, dapat diartikan sebagai sebuah keadaan psikologis di mana seseorang merasa aman dan terkendali terhadap lingkungan dan kondisi sekitarnya. Secara ideal, comfort zone adalah baik sebab tidak mendatangkan sesuatu yang berat dalam hidup. Namun suatu persoalan akan timbul apabila orang secara ekstrim orang memilih untuk tetap berada dalam zona nyamannya dan tak mau untuk keluar. Orang sering “terjebak dalam zona nyamannya” sebab mereka takut akan terjadi hal buruk di luar zona mereka.
Injil hari ini memperlihatkan kepada kita dua jenis pengikut Yesus. Orang pertama mau mengikuti Yesus tanpa mau tahu tujuan dan arah Yesus. Sedangkan orang kedua hendak mengikuti Yesus tetapi masih terus terjebak dalam zona nyamannya. Jawaban Yesus kepada orang yang pertama menunjukan corak hidup sebagai pengikut Kristus yang sejati. Menjadi pengikut Kristus bukan berarti serta-merta kita mendapat kuasa untuk memerintah seperti Yesus, melainkan menjadi pengikut Yesus berarti hidup dalam resiko, dalam kesederhanaan, dan selalu ada dalam penderitaan. Model hidup demikianlah yang dikenakan oleh Yesus kepada para pengikutNya. Tujuannya supaya kita tidak gampang jatuh dalam sikap egoistis atau kesombongan yang tidak mencerminkan sosok Kristus. Maka menjadi pengikut Kristus berarti berani menerima resiko dari segala sesuatu yang terjadi.
Di sisi lain orang kedua yang datang kepada Yesus menunjukkan bagaimana dia masih sangat terikat dengan dunianya, atau masih terjebak dalam zona nyamannya. Kita pun mungkin demikian, seringkali membuat komitmen untuk setia pada kehendak Tuhan namun pada akhirnya memilih untuk kembali pada apa yang menjadi kehendak pribadi (kembali pada zona nyaman kita). Atas problem yang demikian, Yesus berkata bahwsannya “tugasmu ialah mengikuti Aku”. Di sini Yesus menuntut para murid untuk keluar dari zona nyamannya dan menjalani hidup baru yang penuh resiko. Pilihan hidup yang demikian memang berat, namun percayalah bahwa ketika Dia membawa kita keluar dari zona nyaman kita untuk menjadi pengikutNya dan bersedia menanggung semua resiko yang ada, maka Dia tak akan membiarkan kita berjalan sendiri. Dia akan terus menuntun kita sebab kitalah yang telah memilih dan memutuskan untuk menyerahkan diri padaNya.
Karena itu saudara/i terkasih, masihkah anda berada dalam zona nyamanmu? Jika ya, maka Yesus meminta supaya kita keluar dari zona nyaman kita dan memulai hidup baru menjadi pengikutNya yang setia tanpa takut dan gentar.
(Fr. Slivin Batlayeri)
“Tetapi Yesus berkata kepadanya: ikutlah Aku …” (Mat. 8:22)
Marilah berdoa:
Ya Tuhan, mampukanlah aku untuk menjadi pengikutMu yang setia. Amin.