Pesta SP Maria mengunjungi Elisabet (P)
Zef.3:14-18 atau Rm.12:9-16b; MT Yes.12:2-3.4-bcd.5-6; Luk.1:39-56
Saudara-saudari terkasih, bacaan Injil hari ini menceriterakan peristiwa Maria mengunjungi Elizabet saudarinya. Perjumpaan Maria dengan Elizabet merupakan perjumpaan antara dua orang beriman yang sedang mengemban tugas panggilan yang sungguh menantang dan masih dibayangi banyak persoalan dan tanda tanya bagi perjalanan hidup mereka. Ternyata, perjumpaan ini memberi mereka peneguhan dan pencerahan. Mereka mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam dan jelas tentang apa yang akan terjadi dalam perjalanan hidup mereka. Lonjakan anak yang masih ada dalam kandungan membuat Elisabet dipenuhi Roh Kudus. Dalam keadaan itu ia menjadi sadar dan mengakui bahwa Maria sedang menjadi pengemban dan pelaksana karya Allah. Ia menyebut Maria “ibu Tuhanku”. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?
Sementara itu, Maria menjumpai dalam diri Elisabet, seorang yang sungguh memahami dan mengerti keadaan dirinya yang sebenarnya. “Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu ». Dari Elisabet, Maria menerima peneguhan mengenai kebenaran yang dikatakan malaikat kepadanya. “Berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana.” Kebenaran inilah yang membebaskan Maria dari kebingungan dan ketakutan serta kekhawatiran akan reaksi Yusuf, dan tantangan berat dalam menjalani hidupnya di tengah masyarakat yang dapat menghakiminya sebagai seorang pezinah. Kebenaran ini membuat Maria melangkah ke hari esok dengan kepastian dalam menjawab panggilan Allah dengan komitmen yang teguh seumur hidupnya.
Dengan iman yang diteguhkan, Maria percaya bahwa ia tidak akan dipermalukan oleh Yusuf dan masyarakat sekitarnya tidak akan menghakimi dirinya. “Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan kuduslah namaNya ».
Hari ini Tuhan memanggil kita untuk menemukan sukacita dan kebahagiaan yang sesungguhnya bagi hidup kita. Kita perlu menanggapi panggilan Tuhan itu seperti Elisabet dan Bunda Maria yang percaya dengan sepenuh hati. Berbahagialah kita ketika kehendak dan pekerjaan Tuhan terlaksana dalam hidup kita.
Berdoalah agar Tuhan menganugerahi kita iman, harapan dan kasih yang tahan uji, sehingga kita mampu percaya bahwa apa yang dikatakan Tuhan akan terlaksana dalam hidup kita. Kesetiaan dalam janji dan komitmen membuat Abraham menjadi sahabat Allah, Elisabet menjadi wanita yang melahirkan Yohanes sang Bentara, dan membuat Maria menjadi Bunda Juruselamat. Kebahagiaan dan kehormatan paling besar bagi manusia adalah menjadi sahabat atau kerabat kerja Allah yang tekun dan setia.
(Pst. Julius Salettia, Pr)
“Lalu kata Maria: Jiwaku memuliakan Tuhan” (Luk.1:46).
Marilah berdoa:
Tuhan Yesus, bantulah kami agar kami dapat meneladani sikap dari Bunda Maria. Amin