“Memberi Tanpa Pamrih”: Renungan, Senin 31 Oktober 2022

0
1248
Jesus Christ sharing bread

Hari Biasa (H)

Flp. 22:1-4; Mzm. 131:1,2,3; Luk. 14:12-14

Dalam hidup tentunya, kita sering dihadapkan dengan yang namanya gengsi. Dalam mengadakan pesta, orang biasanya cenderung akan mengundang keluarga terdekat, sahabat, kenalan dan lebih dari pada itu, orang akan mengundang orang lain yang memiliki status kedudukan lebih tinggi baik dalam Gereja maupun dalam pemerintahan. Kita juga sadar bahwa sering kita melihat atau mengalami peristiwa yang demikian. Hal itu seringkali kita lakukan agar bisa mendapatkan imbalan. Namun, sadar maupun tak sadar, orang-orang yang dianggap memiliki status sosial paling rendah dalam masyarakat tertentu ingin merasakan bagaimana dihormati dan dihargai pula oleh tuan pesta sendiri.

Dalam bacaan Injil, Yesus mau mengajarkan kepada kita supaya ketika mengadakan pesta, jangan mengharapkan imbalan dari setiap orang yang datang dan turut merayakan pesta tersebut. Sebab tidak semua orang bisa memberikan apa yang kita inginkan. Yesus sendiri mengingatkan kita bahwa, pesta yang dirayakan bukanlah suatu cara untuk dapat mengembalikan modal atau biaya yang telah digunakan untuk membuat pesta, melainkan rasa syukur dan gembira yang kita rasakan itu  hendak dibagikan kepada sesama kita. Kasih yang kita dapatkan dari Allah, seharusnya menjadikan kita sebagai penyalur atau sambung tangan dari Allah sendiri untuk membantu setiap orang yang lemah.

Seperti juga yang terungkap dalam bacaan pertama, di mana kita dituntut untuk saling membagi kasih kepada sesama dan hidup dalam Roh. Sehingga bukan saja melalui pesta yang kita rayakan tetapi haruslah dalam kehidupan setiap hari, kita perlu untuk terus membenahi diri. Tidak egois untuk mementingkan diri sendiri tetapi rasa peduli terhadap sesama haruslah ditingkatkan dalam diri kita sendiri. Dan oleh karena itulah, kita dituntut untuk saling membantu sesama kita serta menghibur orang yang membutuhkan pertolongan kita. Seperti kata santo Paulus “bantuan meski kecil, tetapi sangat berarti bagi orang yang membutuhkannya”.

Marilah kita belajar untuk saling membantu saudara-saudari kita yang lemah dan sangat menginginkan uluran tangan kasih dari kita sendiri. Seperti ungkapan mazmur bahwa Tuhan tidak tinggi hati dan tidak memandang dengan sombong. Sehingga kita pun jangan bersikap sombong terhadap apa yang telah kita dapatkan dari pada-Nya, melainkan harus membagikan kepada mereka yang belum merasakannya.

(Fr. Kristianus Batlayeri)

 

”Dan Engkau akan berbahagia karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalasnya kepadamu. Sebab engkau akan mendapatkan balasannya pada hari kebangkitan orang-orang benar” (Luk. 12:14).

Marilah Berdoa:

Tuhan, jadikanlah kami berkat bagi orang lain. Amin.                                                                                              

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini