“Sabda Bahagia”: Renungan, Jumat 1 November 2019

0
3800

Hari Raya Semua Orang Kudus (P)

Why. 7:2-4,9-14; Mzm. 24:1-2,3-4ab,5-6; 1 Yoh. 3:1-3; Mat. 5:1-12a

Ketika mendengar kata bahagia, pasti semua orang akan memikirkan hal-hal yang menyenangkan, menyukakan hati dan membawa ketenteraman. Kata bahagia pada zaman sekarang diidentifikasikan dengan mereka yang memiliki penghasilan atau kekayaan yang mapan. Corak kebahagiaan demikian memiliki implikasi yang sangat berbahaya bagi kehidupan umat manusia, seperti menjauh dari Tuhan, tidak berterima kasih atas rahmat yang senantiasa diterima dan seterusnya. Mata hati kita akan tertutup untuk melihat betapa baiknya Tuhan  dalam hidup. Tujuan hidup kita menjadi kabur karena prespektif yang kurang memadai.  

Yesus dalam Injil hari ini menegaskan kembali tentang kebahagiaan sejati yang hendak dicapai orang beriman untuk bisa bersama-sama dengan Allah. Yesus memulai semua perkataan-Nya dengan kata berbahagialah supaya bukan hanya untuk orang-orang tertentu, melainkan semua orang yang ingin diselamatkan. Yesus berkata, “Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, orang yang berdukacita, orang yang lemah lembut, orang yang lapar, orang yang murah hati, orang suci hatinya, orang yang membawa damai, orang yang dianiaya karena kebenaran.” Semua itu dikatakan Yesus supaya mereka yang dengan giatnya mengejar kebahagiaan duniawi menjadi sadar, bahwa bukan itulah yang diharapkan Allah dari kita.

Sebagai anak-anak Allah seperti yang disampaikan dalam Surat pertama rasul Yohanes kita harus bangga dan mengusahakannya. Kita menjadi anak-anak Allah karena kita telah dimeteraikan atas darah Anak Domba. Oleh karena itu, kita mesti berpikir dan bertindak sesuai dengan kehendak Bapa. Hanya melalui cara demikianlah kita dapat diselamatkan pada hari penghakiman. Hal itu sejalan dengan kata pemazmur, “Siapakah boleh berdiri di atas gunung Tuhan? Siapakah boleh masuk ke tempat-Nya yang kudus? Yaitu orang-orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, akan mendaki gunung Tuhan”.

Hari ini Gereja Katolik merayakan hari raya semua orang kudus. Para kudus hendaklah menjadi teladan bagi kita dalam mengusahakan kebaikan dan mencapai kesucian, bahkan rela mati demi kebenaran. Bukan berarti kita harus mati supaya jadi orang suci, tetapi bagaimana kita mengusahakannya. Bunda Maria dengan caranya sendiri, mengajarkan banyak hal kepada kita.

 (Fr. Andris Yosua Sumigar)

“Berbahagialah orang yang membawa damai karena mereka akan disebut anak-anak Allah” (Mat. 5:9).

Marilah berdoa:

Ya Bapa, mampukanlah aku untuk menjadi pembawa sabda bahagia kepada semua orang supaya mereka mencapai kebahagiaan bersama-Mu. Amin

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini