“Kesetiaan”: Renungan, 7 Maret 2018

0
5365

Banyak orang menjadi sukses karena mereka selalu setia. Setia bukan hanya dalam hal-hal tertentu saja melainkan dalam berbagai hal. Sebagai contoh, seorang menjadi sarjana karena ia setia dalam kuliahnya. Kesetiaan sangat dibutuhkan dalam hidup kita, agar cita-cita dapat terwujud dan membawa kebahagiaan yang menjadi impian semua orang. Meski demikian, dalam kenyataannya, tidak selamanya kita bisa setia pada apa yang kita kerjakan atau hadapi. Kerap kali kita terlena dalam godaan- godaan yang membuat kita terbuai, sehingga apa yang awalnya menjadi tujuan dan harapan yang baik, kini malah menjadi harapan yang sia-sia. Dalam kitab Ulangan, Musa mengingatkan bangsa Israel untuk selalu setia melakukan ketetapan dan peraturan dari Allah. Mereka diminta untuk selalu setia dalam melaksanakan Hukum Taurat. Itu bukan semata- mata tanpa tujuan yang pasti tetapi supaya mereka menjadi bangsa pilihan Allah yang besar. Hal serupa ditekankan oleh Yesus dalam Injil. Yesus menekankan pentingnya kesetiaan dalam melaksanakan Sabda Tuhan. Yesus mengatakan bahwa Dia datang bukan untuk melenyapkan Hukum Taurat, melainkan untuk menggenapinya (Mat. 5:17). Yesus menyempurnakan  hukum itu dengan menegaskan kembali Hukum Cinta Kasih sebagai hukum yang pertama dan terutama, yang wajib kita aktualisasikan dalam hidup kita. Hukum itu penting bagi diri sendiri juga untuk kehidupan bersama orang lain. Yesus sendiri menunjukkan kesetiaan akan hukum yang Ia buat sendiri. Karena cinta-Nya akan manusia, Yesus tetap setia bahkan Dia rela menyerahkan nyawa-Nya

sebagai tebusan bagi dosa-dosa kita.

Pewartaan dan tindakan Yesus menunjukkan kesetiaan-Nya yang sungguh membutuhkan pengorbanan. Hari ini, Yesus meminta kita untuk selalu setia dalam mengikuti-Nya. Kesetiaan itu terwujud bila kita senantiasa mendengarkan Sabda-Nya dan terlebih melaksanakan apa yang disabdakan-Nya. Bila berusaha, setiap orang memang dapat setia. Sekarang, apakah kesetiaan itu dibarengi sikap berkorban? Inilah hal yang cukup sulit untuk kita jalankan. Sabda Yesus adalah sabda kehidupan. Hidup dalam Sabda ini memang agak sulit, karena kita harus melawan keinginan daging kita. Tapi di situlah letak pengorbanan kita. Bila kita setia, kita tentu akan mendapatkan kebahagiaan yang bukan bersifat sementara, melainkan kebahagiaan kekal. Yesus sendiri telah menjanjikan hal itu. Menjadi pertanyaan bagi kita, apakah kita sudah setia selama ini?

(Fr. Martinus Nifanngelyau)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini