PW. S. Sesilia (M)
Dan. 1:1-6,8-20; Dan. 3:52-56; Luk. 21:1-4
Dalam hal kepengurusan suatu kelompok atau komunitas tentunya terdapat berbagai struktur baik itu ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara dan seksi-seksi yang mempunyai jabatan masing-masing. Dalam menjalani tugas dan tanggung jawab mereka tentu dibutuhkan pemberian diri yang penuh agar segala tugas mereka dapat terlaksana dengan baik. Namun, tidak jarang juga ditemukan orang-orang yang hanya mementingkan keegoisan mereka sehingga mereka tidak menjalankan tugas dengan baik serta bersikap acuh tak acuh, sehingga yang dirugikan bukan hanya diri mereka sendiri melainkan juga orang lain.
Dalam bacaan Injil hari ini, kita diarahkan untuk belajar dari sikap hidup yang ditunjukkan oleh seorang janda miskin. Melalui kekurangannya ia mampu memberikan seluruh nafkahnya dalam derma sebagai tanda syukur atas anugerah hidup yang ia terima dari Allah. Janda miskin ini tidak mengenal adanya batasan untuk pemberian diri yang total dan tulus bagi Allah. Ia hidup dalam pelayanan diri yang penuh demi kemuliaan Allah.
Hal ini sama seperti yang ditunjukkan oleh Daniel dalam bacaan pertama. Ia tidak hanya memberikan diri secara total, tetapi juga mau menjaga kesucian dirinya agar hidup pelayanannya bagi Allah tidak terhalang oleh apapun. Demikian pun Santa Sesilia yang kita peringati pada hari ini. Meskipun dihadapkan pada berbagai rintangan dan tantangan dalam hidup, ia tetap berusaha keras demi memberikan diri sepenuhnya hanya untuk melayani Tuhan. Bahkan Santa Sesilia telah menjadikan Yesus sebagai pengantin hidupnya dan mengusahakan dirinya untuk tidak terhalang apa pun dalam melayani Tuhan.
Oleh sebab itu, kita pun sebagai orang-orang yang menyatakan diri sebagai pengikut Yesus Kristus dapat mampu menjalani hidup seperti yang dilakukan oleh janda miskin, Daniel dan juga Santa Sesilia. Pelayanan yang disertakan pemberian diri total dan tuluslah yang dibutuhkan bagi seorang pelayan Tuhan. Berusaha untuk menjauhkan diri dari segala macam hal yang menghalangi pelayanan diri bagi Tuhan juga menjadi suatu hal yang penting demi tercapainya tujuan utama dari pelayanan itu sendiri yaitu agar nama Tuhan tetap dimuliakan selama-lamanya.
(Fr. Ronald Pata)
“Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang itu. Sebab mereka semua memberi persembahannya dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, bahkan ia memberi seluruh nafkahnya” (Luk. 21:3-4).
Marilah berdoa:
Ya Tuhan, tuntunlah hidup kami agar semakin berani untuk memberikan diri kami seutuhnya demi kemuliaan nama-Mu. Amin