“KESELAMATAN KOMUNAL”: Renungan, Kamis 4 Juli 2024

0
608

Hari Biasa (H)

Am 7:10-17; Mzm. 19:8,9,10,11; Mat 9:1-8

Saudara-saudari yang terkasih, keselamatan ternyata tidak hanya buah dari kesalehan pribadi tetapi juga buah dari kesalehan sosial.  Kisah Injil hari ini menegaskan hal itu. Kesembuhan yang dialami oleh si lumpuh terjadi berkat iman rekan-rekannya. Dengan ini nyatalah bahwa iman tidak hanya berdaya guna untuk keselamatan pribadi, melainkan juga berdaya guna demi keselamatan sesama. Namun, hal ini akan sulit sekali terwujud jika kita lebih mudah mengabaikan, mengusir, menghindari orang lain daripada menerima, bersahabat, dan mengampuni.

Orang-orang yang membawa si lumpuh bertemu dengan Yesus sesungguhnya mengajarkan betapa tingginya nilai sebuah persahabatan, penerimaan, dan pengampunan. Mereka tidak terbuai dengan pandangan saat itu yang menyatakan bahwa penyakit adalah akibat dosa. Mereka lebih berfokus pada kesembuhan dari pada berpikir mengenai dosa si lumpuh. Demikian halnya dengan Yesus, Dia meneguhkan apa yang orang-orang itu lakukan. Injil mencatat, “Ketika Ia melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada si lumpuh. Dosamu sudah diampuni.”  Sabda Yesus ini adalah sabda pengampunan. Inilah penerimaan yang mendatangkan kesembuhan dan keselamatan. Sebab, beriman itu berarti turut bertanggung jawab untuk keselamatan orang lain. Dan cara untuk menunjukkan bahwa kita beriman adalah dengan melatih penerimaan, persahabatan dan pengampunan.

Menarik untuk diperhatikan juga bahwa dalam bacaan ini, ada dua gerakan: dari sisi Yesus dan dari sisi manusia. Gerakan dari sisi manusia ditunjukkan melalui iman yang besar dari orang-orang yang membawa orang lumpuh kepada Yesus sehingga terjadi mukjizat penyembuhan. Dari sisi Yesus, menjadi lebih jelas bagi kita bahwa Yesus memiliki kuasa untuk mengampuni dosa dan untuk menyembuhkan penyakit serta melakukan mukjizat.

Karena itu dari kisah Injil tersebut, kita belajar bahwa kepedulian dan solidaritas kepada sesama, terutama yang mengalami penderitaan, adalah nilai Kristiani yang sangat penting. Kita dianjurkan untuk saling mengasihi, saling membantu, dan bekerjasama dalam melakukan kebaikan. Sikap peduli dan solider kita terhadap sesama bisa menjadi sarana bagi mereka untuk dijamah oleh rahmat keselamatan dari Tuhan. Seperti halnya teman-teman orang lumpuh itu, kita juga bisa menjadi perantara kasih Tuhan bagi sesama melalui perbuatan-perbuatan baik, kepedulian, dan solidaritas kita. Kita dipanggil untuk menjadi saksi dan saluran bagi rahmat keselamatan Tuhan dalam hidup sesama. Yesus hendak mengajarkan bahwa hubungan persahabatan dan solidaritas antar sesama manusia sangat penting, karena bisa menjadi jalan bagi orang lain menemukan keselamatan di dalam Dia. Semoga kita bisa menghayati nilai-nilai ini dalam hidup persekutuan kita.

(Fr. Harley Patty)

“Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh, ‘Percayalah, anakKu, dosamu sudah diampuni’”

(Mat. 9:2).

 

Marilah berdoa:

Ya Tuhan, bimbinglah kami agar bisa menyatakan iman kami kepadaMu lewat sesama kami. Amin.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini