“HAMBA YANG TAAT”: Renungan, Minggu 24 Desember 2024

0
1256

Hari Minggu Adven IV (U)

2Sam. 7:1-5,8b-12,14a,16; Mzm. 89:2-3,4-5,27,29; Rm. 16:25-27; Luk. 1:26-38

Sebagai orang yang percaya kepada Tuhan, memiliki hati seorang hamba adalah hal yang wajib. Seorang hamba berarti pelayan yang taat pada tuannya. Dalam iman, memiliki hati seorang hamba berarti taat kepada penyelenggaraan Tuhan.  Sayangnya, manusia kurang memedulikan sikap hati seorang hamba. Manusia sering kali tawan-menawar dengan Tuhan karena berusaha menghindari kehendak Tuhan. Manusia akan taat kepada Tuhan asalkan ada keuntungan bagi dirinya sendiri. Saya akan taat jika Tuhan sudah mengabulkan doa saya. Saya akan taat jika Tuhan menghilangkan semua masalah hidup saya, dan lain-lain. Manusia tidak berani menyerahkan dirinya kepada kehendak Tuhan karena merasa tidak diperhatikan Tuhan.

Bacaan Injil hari ini ingin mengajarkan sikap hati seorang hamba.  Diceritakan tentang sosok Maria yang memiliki hati seorang hamba. Tuhan menyatakan kehendakNya kepada Maria lewat perantaraan malaikat Gabriel. Tuhan menghendaki Maria untuk mengandung seorang anak, yakni Yesus Kristus. Sebagai manusia biasa, tentu Maria sangat terkejut dan takut, apalagi dirinya masih sangat muda dan belum menikah. Saat malaikat Gabriel memberitahukan kabar sukacita itu, Maria bertanya kepadanya, “Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?” Pertanyaan ini sangatlah wajar ditayakan oleh Maria. Ini adalah perkara yang tidak mudah.

Akhirnya setelah mendapatkan penjelasan dari malaikat Gabriel bahwa dirinya memperoleh kasih karunia Tuhan, Maria pun menerima tugas mulia yang dikehendaki Tuhan kepadanya dengan berkata, “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” Satu hal penting dan patut kita contohi yakni sikap hati Maria yang menerima kehendak Tuhan dengan ikhlas. Inilah ketaatan yang sesungguhnya. Maria memberikan contoh bagaimana sikap hati seorang hamba. Walaupun awalnya memiliki rasa takut dan gelisah, tetapi Maria tetap menerima tugas itu karena ia tahu bahwa Tuhanlah yang menghendaki semua itu terjadi.

Oleh karena itu, sebagai umat beriman, kita harus meneladani sikap Maria yang selalu rendah hati, taat, setia, dan pasrah kepada kehendak Tuhan. Dengan demikian, kita semua akan menerima berkat yang melimpah yang sudah disiapkan Tuhan bagi kita.

Redaksi

“Sesungguhnya aku ini hamba adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu” (Luk. 1:38).

Marilah berdoa:

Ya Tuhan, bantulah aku supaya menjadi hamba yang taat kepadaMu. Amin

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini