“Hidup Sesuai Tuntutan” : Renungan, Senin 18 Juli 2022

0
1312

Hari Biasa (H).

Mi. 6:1-4,6-8; Mzm. 50:5-6,8-9,16bc-17,21,23; Mat. 12:38-42.

Kehidupan selalu diwarnai dengan berbagai tuntutan yang harus dipenuhi. Tuntutan ekonomi, tuntutan moral, tuntutan agama dan sebagainya. Kehidupan manusia tidak pernah terlepas dari tuntutan-tuntutan tersebut. Tuntutan-tuntutan tersebut ada untuk mengatur kehidupan manusia agar berjalan dengan baik sebagaimana mestinya. Tuntutan-tuntutan ini mengarahkan kehidupan manusia agar tidak saling bertabrakan antara yang satu dengan yang lain. Lebih jauh lagi, tuntutan-tuntutan ini mengarahkan kehendak dan tujuan hidup setiap orang pada satu tujuan yakni kebaikan.

Sebagai orang beriman, kita diminta juga untuk hidup sesuai dengan tuntutan yang diminta Allah. Bacaan dari kitab Mikha dengan jelas menyatakan apa saja yang menjadi tuntutan dari Allah bagi kita dalam hidup yakni berlaku adil, mencintai kesetiaan dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allah. Apa yang dituntut oleh Tuhan itu tentu bukan semata-mata untuk kepentingan-Nya. Ia menuntut hal-hal ini dalam hidup setiap orang, terutama demi kebaikan semua orang. Berlaku adil, mencintai kesetiaan dan hidup rendah hati dihadapan-Nya adalah hal-hal positif yang bisa dipakai sebagai pedoman hidup ke arah yang lebih baik. Lebih jauh lagi, semua tuntutan ini diberikan Tuhan kepada kita, demi masa depan kita, demi keselamatan.

Injil hari ini mengisahkan tentang Yesus yang dengan tegas mengatakan kepada orang Yahudi yang meminta tanda kepada-Nya, bahwa mereka tidak akan mendapat tanda lain selain tanda Yunus. Yesus pun mengatakan bahwa mereka adalah angkatan yang jahat, dan pada akhir zaman mereka akan menerima hukuman. Sebenarnya dengan kata-kata tersebut Yesus mengajak mereka untuk bertobat, dan hidup sesuai dengan tuntutan Tuhan supaya bisa menerima keselamatan juga. Jadi, perkataan Yesus itu adalah peringatan untuk mereka, sama seperti nabi Yunus yang memperingatkan orang-orang Niniwe. Bedanya orang-orang Niniwe bertobat, sedangkan orang Farisi tidak.

Kita pun diajak untuk mengoreksi diri kita, sudahkah kita hidup sesuai dengan tuntutan Tuhan? Seringkali kita malah lalai dalam melakukan kebaikan. Kita sering gagal dan jatuh dalam dosa. Bahkan kita sering menjatuhkan sesama kita juga. Kita diajak untuk bangun dan kembali berjuang demi yang terbaik. Tuhan tak pernah menolak siapapun yang ingin berubah. Karena itu, mari kita berusaha untuk berubah, mari kita berusaha hidup sesuai tuntutan yang diberikan Tuhan.

Fr. Gabriel Billy Runtu

“Dan apakah yang dituntut Tuhan dari padamu: selain berlaku adil, mencintai kesetiaan dan hidup dengan rendah hati dihadapan Allahmu? (Mi.6:8b).”

Marilah berdoa:

Tuhan, tuntunlah aku untuk senantiasa berjalan dijalan-Mu. Amin

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini