Hari Biasa (H)
Yes10:5-7.13-16; Mzm 94:5-6.7-8.9-10.14-15; Mat 11:25-27
Manusia masa kini sering kali tidak lagi menunjukkan kerendahan hati, seiring dengan meningkatnya kemajuan teknologi dan pencapaian pribadi. Ketika kemudahan dan akses informasi melimpah, banyak individu menjadi semakin percaya diri, bahkan arogan, dalam keyakinan mereka akan kemampuan dan pengetahuan mereka sendiri. Kesuksesan material dan pengaruh sosial yang diperoleh sering kali memperkuat ego dan rasa superioritas, membuat kerendahan hati seolah menjadi kualitas yang jarang ditemukan. Dalam dunia yang penuh persaingan dan ambisi, kerendahan hati dianggap sebagai kelemahan, padahal justru di sanalah terletak kebijaksanaan dan kedamaian sejati.
Injil hari ini pada umumnya hendak menyatakan syukur Yesus kepada BapaNya. Yesus bersyukur kepada Bapa karena kebenaran rohani yang dalam seringkali tersembunyi dari orang bijak dan pandai, namun dinyatakan kepada orang kecil dan sederhana. Ini menunjukkan bahwa hikmat sejati tidak selalu didapat melalui pengetahuan duniawi atau kecerdasan manusia, melainkan melalui kerendahan hati dan penerimaan terhadap pewahyuan Allah. Yesus menegaskan bahwa ini adalah kehendak dan kerelaan Bapa. Allah senang menyatakan kebenaranNya kepada orang-orang yang rendah hati dan terbuka untuk menerima, dibandingkan dengan mereka yang sombong dalam kebijaksanaan mereka sendiri.
Yesus menjelaskan bahwa semua otoritas dan pengetahuan telah diserahkan kepadaNya oleh BapaNya. Pengertian yang mendalam tentang siapa Bapa dan Anak adalah eksklusif, hanya bisa diketahui melalui pewahyuan dari Yesus. Ini menekankan hubungan unik dan intim antara Bapa dan Anak, serta peran Yesus sebagai satu-satunya pengantara yang dapat menyatakan Bapa kepada umat manusia. Ayat-ayat ini menyoroti pentingnya kerendahan hati dan keterbukaan terhadap Allah dalam memahami dan menerima kebenaran rohani yang mendalam.
Dari injil hari ini, kita bisa memetik pelajaran penting tentang kerendahan hati dan penerimaan spiritual. Yesus mengajarkan bahwa pengetahuan rohani dan kebenaran Allah dinyatakan kepada orang-orang yang rendah hati dan sederhana, bukan kepada mereka yang sombong dalam kebijaksanaan mereka sendiri. Selain itu, Yesus menekankan hubungan unik antara diriNya dan Bapa, yang menunjukkan bahwa pengenalan akan Allah hanya mungkin melalui pewahyuan yang diberikan oleh Yesus. Ini mengingatkan kita akan pentingnya kerendahan hati dan keterbukaan dalam hubungan kita dengan Tuhan.
(Fr. Juan Tupan)
“Karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil” (Mat. 11:25).
Marilah berdoa:
Allah yang Maha Pengasih, berikanlah berkatMu selalu atas umatMu dan sadarkanlah kami untuk selalu mendekatkan diri padaMu. Amin