Hari Biasa (H).
Am. 3:1-8; 4:11-12; Mzm. 5:5-6,7,8; Mat. 8:23-27
Pengalaman ketika menamatkan pendidikan di SMA Seminari Langgur, sudah tidak ada lagi panggilan dalam diri untuk melanjutkan pembinaan di KPA Xaverianum Ambon. Sehingga saya menjalani kehidupan keseharian saya di desa Sifnana Kepulauan Tanimbar. Namun, suatu ketika dalam permenungan saya merasa bahwa saya dipanggil oleh Tuhan untuk menjalani panggilan sebagai calon imam. Singkat cerita, maka saya dan keluarga mengurus segala hal yang berkaitan dengan keberangkatan. Dan pada saat itu, semua tiket pesawat sudah dibeli oleh segenap orang yang ingin melakukan penerbangan ke kota Ambon. Sehingga harapan saya dan keluarga telah pudar dan ada kebimbangan untuk tidak ada lagi jalan keluar. Tetapi, ada suatu keyakinan dalam benak pikiran dan hati kami keluarga bahwa ada jalan keluar. Untuk itu, kami beranikan diri untuk melangkah ke bandara. Di sana sudah tidak ada lagi harapan karena penumpang/orang-orang yang sudah mendapatkan tiket sudah menaiki pesawat yang sudah siap untuk berangkat. Doa dan permohonan terus dipanjatkan kepada Tuhan. Selalu bersandar dan percaya kepada kuasa Tuhan. Hingga pada akhirnya, terjawablah sudah segala harapan yang ada. Yang tidak mungkin menjadi mungkin. Saya mendapatkan tiket dan dapat berangkat.
Tuhan bersabda melalui Kitab Amsal yang berbicara tentang berkat dan hikmah. Kita yang dicintai oleh Tuhan, harus melaksanakan segala hal yang diperintahkan, Sebab Dialah yang mahakuasa. Kesetiaan untuk mendengar dan melakukan ajaran Tuhan sangatlah diperlukan bagi kita manusia. Seringkali kita manusia melenceng dari ajaran kasihNya. Kita hanya mau mengikuti kehendak sendiri dengan tidak mendengarkan Tuhan. Dengan sikap-sikap demikian, Tuhan akan murka karena ketidaksetiaan kepadaNya. Ketika kita takut akan Tuhan dan setia menjalankan apa yang diperintahkanNya maka Tuhan akan menyembuhkan segala penderitaan, keresahan, kesusahan yang dialami oleh manusia.
Dalam bacaan Injil yang kita dengarkan pada hari ini, Yesus dan para murid melakukan perjalanan menggunakan perahu di danau. Saat itu, danau itu digoncang oleh angin ribut yang sangat keras sehingga terciptalah gelombang yang besar yang menghantam perahu itu, dan kemudian peruhu itu mulai terisi dengan banyaknya air. Dengan peristiwa seperti ini, para murid yang bersama-sama dengan Yesus mulai mengalami ketakutan. Sehingga mereka seperti tidak mempunyai harapan apa-apa dan mulai putus asa. Dengan ketakutan itu, mereka mambangunkan Yesus yang tertidur. Para murid meminta pertolongan dengan suara ketakutan karena mereka berpikir bahwa semua yang ada di situ akan tenggelam dan binasa ditelan angin ribut itu. Di situlah Yesus menegur mereka karena unsur ketidakpercayaan mereka terhadap anak Allah yang hadir bersama-sama dengan mereka. Kemudian Yesus menghardik angin itu dan tenanglah danau itu.
Segala yang kita miliki di dunia ini karena berkat yang diberikan Tuhan kepada kita. Nafas kehidupan, lingkungan hidup, dan segalanya Tuhan berikan. Kita sebagai makhluk ciptaanlah yang menikmati segalanya. Dia yang menghadirkan segalanya adalah mahabaik dan mahakuasa. Namun, kita seringkali tidak menghargai segala pemberian yang ada dengan melukai hati Tuhan karena unsur ketidaksetiaan dan kurang percaya. Sadarkah kita akan hal ini? Marilah sebagai pengikut-pengikut Kristus, kita menaruh harapan kepadaNya dengan menaruh kepercayaan yang penuh. Dengan percaya akan kuasa Tuhan, maka semuanya akan terjadi. Hal yang tidak mungkin akan dimungkinkan oleh Tuhan. Semuanya bisa kita peroleh asalkan kita menaruh kepercayaan kepada Tuhan secara total. Dengan begitu, Tuhan selalu akan mencurahkan berkat dan rahmatNya kepada kita semua.
(Fr. Soleman Kelbulan)
“Orang apakah Dia ini sehingga Angin dan danau taat kepadaNya”
(Mat. 8:27)
Marilah berdoa:
Ya Tuhan, buatlah kami percaya dan taat padaMu. Amin