”BERSAKSI” : Renungan, Senin 6 Mei 2024

0
812

Hari Biasa Pekan VI Paskah (P).

Kis. 16:11-15; Mzm. 149: 1-2,3-5,5-6a,9b; Yoh. 15:26-16:4a

Bacaan injil kali ini berbicara tentang bagaimana Allah menyuruh kita untuk ambil bagian dalam karya keselamatan-Nya sebagai saksi kebenaran.

Bersaksi berarti menyampaikan kembali apa yang sebenarnya terjadi sesuai dengan apa yang dilihat dan didengar atau bahkan yang dialami. Lewat seorang saksi yang benar orang lain bisa mengetahui apa yang sebenarnya terjadi sehingga percaya dan diselamatkan. Namun seringkali dalam kehidupan, kita lebih memilih menjadi orang yang enggan menjadi saksi yang benar kita lebih memilih menjadi saksi palsu bagi orang lain dengan memberikan informasi-informasi dusta atau hoax demi kepentingan diri kita sendiri atau kelompok tertentu. Sehingga saksi palsu menghantarkan orang pada pemahaman yang salah dan akhirnya membawa mereka ke jurang dosa.

Bacaan injil mengatakan, “Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku.Tetapi kamu juga harus bersaksi, karena kamu dari semula bersama-sama dengan Aku.” Allah mengaruniakan setiap murid-Nya Roh Kudus agar mereka mampu melaksanakan tugas mereka sebagai saksi dengan penuh keyakinan dan dengan semangat berkobar-kobar.

Menjadi saksi Allah bukanlah sebuah perkara yang mudah. Menjadi saksi Allah harus siap dikucilkan atau bahkan siap menerima ancaman-ancaman bahkan sampai menerima ancaman pembunuhan. Menjadi saksi Allah harus rela berkorban bahkan sampai mandi darah atau bahkan sampai mengorbankan nyawa sendiri. Dapat kita bayangkan bagaimana nasib para murid Allah pada zaman jemaat perdana dulu yang hidupnya tidak tenang karena diselimuti rasa takut karena dikejar-kejar dan akan dibunuh. Namun walaupun demikian hal itu tidak melunturkan iman dan semangat mereka untuk menjadi saksi Allah untuk mewartakan kebenaran bagi banyak orang.

Kita sudah merasakan bagaimana Allah sungguh-sungguh mencintai kita sebagai murid-murid-Nya lewat kesaksian-kesaksian yang telah kita terima dari saksi-saksi sebelumnya. Maka dari itu, kita diminta juga untuk menjadi saksi Allah dan siap sedia menjadi saksi Allah apa pun resikonya. Karena menjadi saksi Allah itu adalah sebuah pekerjaan yang harus terus menerus dilakukan tanpa henti karena masih banyak orang di luar sana yang menantikan penghiburan dan kesaksian akan belas kasih Allah. Lewat penghiburan dan kesaksian yang kita berikan kepada mereka, mereka pun bisa merasakan dalam diri mereka bagaimana Allah itu sungguh-sungguh mencintai umat manusia.

Oleh karena itu, dengan bimbingan dan tuntunan Roh Kudus kita mampu melangkah dan menjadi saksi kebenaran bagi banyak orang. Dan semoga kita tidak menjadi saksi palsu di tengah umat manusia, melainkan menjadi saksi yang terus menjunjung tinggi nilai kebenaran, sehingga kesaksian yang kita berikan dapat juga menghantarkan orang lain pada pemahaman yang benar dan memperoleh keselamatan dari Allah.

(Fr. Cristefillius Rembaen)

Tetapi kamu juga harus bersaksi, karena kamu dari semula bersama-sama dengan Aku.” (Yoh 15:27)

Marilah berdoa:

Ya Allah, curahkanlah ke dalam diriku Roh Kebenaran dan Kebijaksanaan agar aku mampu menjadi saksi-Mu yang menjunjung tingi kebenaran. Amin.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini