Pw S. Katarina dr Siena PrwPujg (P)
Kis. 14:5-18; Mzm 115:1-2,3-4,15-16; Yoh. 14:21-26
Setiap orang telah diberikan karunia dan talenta oleh Tuhan. Dalam kehidupan sehari-hari, kita banyak menemukan ada orang yang memiliki karunia untuk menyembuhkan penyakit. Setiap hari pasti banyak orang yang datang untuk mencari penyembuhan itu. Tetapi, tidak sedikit pula orang yang tidak percaya akan karunia itu. Ada yang mengatakan bahwa penyembuhan itu tidak benar, penyembuhan itu menggunakan ilmu gaib, dan lain-lain.
Sama halnya dengan yang diceritakan dalam bacaan pertama. Ketika berada di kota Listra, saat Paulus dan Barnabas sedang mewartakan Injil, perhatian mereka tertuju kepada seorang yang lumpuh. Paulus dan Barnabas menyembuhkan orang itu dan ia menjadi sehat secara total. Tetapi, para rasul ini dianggap oleh orang banyak sebagai dewa-dewa Yunani yang datang membawa penyembuhan. Pewartaan Injil oleh para rasul tidak sampai menyentuh kedalaman hati orang-orang di kota tersebut. Perwartaan itu dianggap sebagai kabar duniawi semata dan bukan pewartaan Allah yang menyelamatkan. Itu semua karena orang-orang di kota itu tidak mengasihi dan mengenal Allah. Hal ini sejalan dengan perkataan Yesus dalam Injil Yohanes bahwa “barangsiapa tidak mengasihi Aku, ia tidak menuruti firman-Ku”. Itu berarti dengan kasih Allah sudah pasti kita akan menyadari kehadiran Allah.
Kedua bacaan hari ini mau mengarahkan kita kepada pengenalan kehadiran Allah yang lebih dalam lagi lewat kasih penyembuhan, mukjizat atau karya yang dialami oleh manusia. Untuk mengenal Allah lebih dalam lagi tentu dibutuhkan perjuangan dan kepercayaan. Dalam kesulitan, kita masih sering mengandalkan kemampuan kita sendiri. Pertolongan dari Tuhan sering kita anggap sebagai hasil usaha pribadi. Kekebalan hati kita, keegoisan diri kita, membuat kita lupa bahwa Allah selalu menyertai dan mengasihi anak-anakNya.
Sengsara, wafat dan kebangkitan Yesus, merupakan puncak dari penebusanNya untuk menyelamatkan manusia. Sama seperti yang dilakukan oleh Sta. Katarina dari Siena yang kita peringati hari ini, yakni setelah mengalami karya Allah dalam hidupnya, rasa syukur diungkapkan olehnya dengan banyak melakukan perbuatan yang baik. Pengenalannya akan Allah dapat menghasilkan perbuatan yang menyelamatkan karena dia sendiri telah mengalami penebusan dalam hidupnya.
Oleh karena itu, kita diajak untuk merubah sikap kita, merubah pemikiran kita yang selalu mengandalkan kemampuan diri sendiri. Lewat doa, karya, dan tindakan nyata, kita dibentuk menjadi pribadi yang berguna, dan selalu mengasihi dan mengenal Allah yang senantiasa menolong kita.
Fr. Dionesius Pasalin
“Barangsiapa tidak mengasihi Aku, ia tidak menuruti firman-Ku”(Yoh. 14:24).
Marilah berdoa:
Ya Tuhan, bukalah hati kami dan ajarilah kami untuk mengasihiMu dan sesama kami. Amin.