“HIDUP SETIA”: Renungan, 31 Juli 2023

0
1408

PW. St. Ignasius dr Loyola, Im (P).

Kel. 32:14-24, 30-34. Mzm. 106:19-20,21-22,23; Mat. 13:31-35; atau dr Ruybs

Saudara terkasih, kata setia merupakan sebuah istilah yang bernilai baik yang di dalamnya berisi, ketaatan atas perintah dan kepatuhan untuk memelihara janji serta melaksanakannya. Dalam permenungan kali ini, kita akan diajak untuk merenungkan tentang teguran Tuhan untuk hidup setia. Bacaan pertama hari ini mengisahkan tentang ketidaksetiaan umat Israel. Bangsa Israel tidak menyadari bahwa Allah telah menyertai mereka, menuntun dan menyelamatkan mereka di Mesir.  Ketika Musa dan Yosua serta beberapa orang pergi ke gunung Horeb, di sana Musa menerima kedua loh hukum. Bangsa Israel yang menanti Musa tidak sabar lagi sehingga menyuruh Harun membuat patung bagi mereka dan disembah. Mereka melupakan Allah yang telah menyelamatkan mereka. Allah menyesal atas segala yang Ia perbuat kepada bangsa Israel. Sebab mereka telah menyembah allah lain. Sahabat-sahabat yang terkasih dalam Tuhan. Mungkin dalam hidup ini kita juga mengalami hal yang sama. Kita lebih suka hal-hal duniawi. Atau karena dengan adanya segala hal di dunia, maka kita lebih senang dan bahkan nyaman dengan semua itu. Di sinilah kita diuji mau mengikuti Tuhan atau tidak.

Injil hari ini  kembali menyempurnakan hidup kita. Kita hendaklah belajar seperti biji sesawi dan ragi. Kendati berukuran kecil tetapi sangat bermanfaat. Biji sesawi tumbuh dengan setia kemudian  menjadi pohon yang besar dan memberikan manfaat kepada burung-burung di udara. Sama halnya dengan ragi yang ukurannya kecil namun ketika di adukan dalam tepung maka adonan itu  semakin besar. Kita telah diberikan banyak kemampuan dan dengan kemampuan itu, mesti di kembangkan untuk hal-hal positif. Musa dalam bacaan pertama menunjukkan hal itu, yakni ia berinisiatif untuk kembali meluluhkan hati Tuhan dengan memohon pengampunan atas Israel. Maka gunakanlah dirimu untuk memuliakan Tuhan.

Pada hari ini juga Gereja memperingati St. Ignasius dari Loyola yang lahir di Azpeitia di daerah Basque, Provinsi Guispuzcoa, Spanyol Utara pada 1491. Ia dari keluarga bangsawan. Dulu, ia merupakan seorang tentara kerjaan Spanyol, namun kembali bertobat ketika mengalami luka parah akibat perang. Ia kemudian menjadi seorang pewarta yang hebat. Saudara-saudari yang terkasih dalam Tuhan Yesus. “Berubah itu sulit, tidak berubah kita akan binasa”. Mari dengan firman Tuhan yang baru kita dengar hendaknya mengubah hidup kita untuk semakin dekat dengan Allah.

(Fr. Simon Materay)

“Aku mau membuka mulut-Ku mengatakan perumpamaan, Aku mengucapkan hal yang tersembunyi sejak dunia dijadikan”. (Mat 13:35)

Marilah berdoa:

Tuhan Yesus ajarilah aku untuk tetap setia pada hukum-Mu. Amin.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini