“HANYA PADA TUHAN” : Renungan, Kamis 9 Maret 2023

0
1140

Hari Biasa Pekan II Prapaskah (U)

Yer 17:5-10; Mzm 1:1-2.3.4.6; Luk 16:19-31

Saudara terkasih, Tuhan memberikan manusia akal budi dan hati nurani untuk memilih yang baik menurut Tuhan. Namun terkadang akal budi tunduk pada dosa dan menjadi hamba terhadap harta duniawi. Akal budi menjadi lemah ketika hal duniawi dijadikan sebagai raja atas diri kita. Namun yang diinginkan dari Tuhan bukanlah hal-hal fana menyangkut kesenangan manusia, tetapi yang diinginkan Tuhan ialah keterarahan hati dan hidup kepada Tuhan dengan menjadikan Tuhan sebagai satu-satunya pegangan hidup kita.

Bacaan pertama hari ini menegaskan dua hal penting. Pertama, siapa yang dalam hidupnya hanya mengandalkan Tuhan maka ia akan memperoleh keselamatan. Hidup dalam Tuhan digambarkan seperti pohon yang tumbuh di dekat aliran air, sehingga akan bertumbuh dan berkembang dengan subur. Kedua, siapa yang tidak mengandalkan Tuhan dalam hidupnya akan tinggal di gurun yang kering dan tandus. Kering dan tandus itu menggambarkan hidup manusia yang tidak mengandalkan Tuhan, sehingga akan mengalami kehausan atau kesengsaraan.

Hidup sesungguhnya yang diinginkan Tuhan adalah totalitas hidup yang terarah hanya kepadaNya. Orang kaya yang ditunjukkan dalam bacaan Injil hari ini sesungguhnya tidak mengandalkan Tuhan. Namun baiklah kita mengerti terlebih dahulu makna dari kata kaya dan miskin yang ditunjukkan dalam bacaan Injil. Yang dimaksudkan dengan orang kaya ialah mereka yang hidup dengan tidak mengandalkan Tuhan. Kemampuan diri, kekayaan, dan kehormatan membuat kita tinggi hati sehingga Tuhan tidak lagi menjadi panutan. Maka keterarahan orang yang disebut kaya lebih cenderung kepada hal-hal duniawi. Berbeda dengan itu, justru yang ditampilkan dengan orang yang disebut miskin ialah keterarahan hidup kepada Allah. Mengapa di sebut miskin? Sesungguhnya golongan orang miskin ialah mereka yang memiliki kesadaran akan ketidakmampuan diri mereka, sekaligus Kesadaran akan peran penting Tuhan yang menjadi penopang hidup. Keterarahan diri kepada Tuhan akan menghantarkan kita pada keselamatan di dalam Tuhan sendiri. Yang menjadi pertanyaan refleksi bagi kita ialah, Apakah hidup kita sekarang tergolong dalam kalangan orang miskin, ataukah hidup masih terkurung dalam penjara kalangan orang kaya?

(Fr. Angky Rahayaan)

“Tetapi kata Abraham: Ada pada mereka kesaksian Musa dan para Nabi; baiklah mereka mendengarkan kesaksian itu.”(Luk 19:29)

Marilah berdoa:

Ya Allah, mampukanlah kami untuk mengarahkan diri kepadaMu sebagai satu-satunya jalan kehidupan. Amen.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini