Hari biasa Pekan I Prapaskah (U).
Yun. 3:1-10; Mzm. 51:3-4, 12-13, 18-19; Luk. 11:29-32.
Dalam kehidupan kita sehari-hari ada begitu banyak tanda-tanda yang bisa kita temukan. Salah satu contoh ketika kita berada di jalan raya di sana ada rambu-rambu lalu lintas. Orang yang mengikuti rambu-rambu lalu lintas akan terhindar dari kecelakaan maut, sedangkan orang yang mengabaikannya maka pintu maut terbuka lebar baginya. Dalam bacaan pertama, nabi Yunus tampil di kota Niniwe untuk menyerukan pertobatan kepada bangsa Niniwe. Kehadiran nabi Yunus merupakan tanda kehadiran Allah yang datang membawa keselamatan. Bangsa Niniwe menerima, mendengarkan dan mengikuti seruan nabi Yunus dengan berbalik dari dosa dan kejahatan yang mereka perbuat, sehingga murka Allah yang telah dirancangNya tidak menimpa mereka, sebaliknya Allah menyesal atas murka yang telah dirancangNya.
Dalam Injil hari ini Yesus mengecam orang banyak yang meminta tanda KepadaNya. Namun Yesus tidak memberikan tanda kepada mereka selain tanda nabi Yunus. Mata hati orang banyak tertutup oleh hasrat ingin membuktikan kehadiran Allah yang nyata. Mereka tidak menyadari bahwa Yesus adalah tanda kehadiran Allah yang saat itu ada di depan mata mereka. Banyak orang sesungguhnya sudah melihat dan merasakan bagaimana Yesus hadir di tengah-tengah mereka melalui mukjizat-mukjizat yang secara manusiawi mustahil dan tidak masuk akal. Tetapi bagi Yesus, sesuatu yang mustahil bagi mereka merupakan suatu tanda dan sarana keselamatan bagi mereka.
Dalam kehidupan beriman kita kerap kali bersikap sama seperti orang banyak yang dikisahkan dalam Injil hari ini, yang meminta tanda kepada Yesus. Meminta tanda berarti kita meragukan iman akan Kristus, untuk itu mari kita membuka mata hati dan bertobat agar murka Allah tidak menimpa kita. Kita seharusnya bersyukur bahwa kita masih bisa bernapas, diberikan kesehatan, masih bisa makan dan minum, masih bisa mengalami kebahagiaan di dalam hidup berkeluarga, komunitas dan di mana saja kita berada dan masih diperhatikan dan dicintai oleh orang lain. Semua itu adalah bukti nyata bahwa Allah hadir dan Ia sangat mencintai kita. Jangan kita membayangkan kehadiran Allah itu yang terlalu luar biasa yang kadang menyesatkan akal sehat dan naluri iman kita, tetapi mari kita melihat kehadiran Allah dalam peristiwa-peristiwa sederhana yang kita alami setiap saat.
(Fr. Loiz Wazi)
“Sebab seperti Yunus menjadi tanda untuk orang-orang Niniwe, demikian pulalah Anak Manusia akan menjadi tanda untuk angkatan ini” (Luk. 11:30)
Marilah berdoa:
Allah sumber pengampunan, ampunilah dosa dan kejahatan yang kami perbuat dan terimalah kami yang berpaling dari kejahatan untuk hidup di dalam kasih-Mu. Amin.