Pw S. Timotius dan Titus, Usk (P).
BcE dr Rybs 2Tim. 1:1-8 atau Tit. 1:1-5; Mzm. 96:1-2a.2b-3.7-8a.10; Luk. 10:1-9.
Utusan adalah orang yang diberikan tugas secara khusus untuk menyampaikan suatu pesan, informasi, berita, atau hal-hal penting lainnya kepada suatu pihak. Peran seorang utusan amatlah penting karena dapat memberikan kebenaran terkait situasi dan kondisi yang sedang berlangsung. Meskipun demikian, fakta bahwa menjadi seorang utusan untuk menyampaikan kebenaran terkadang merupakan jalan yang amat sulit dan berbahaya.
Bacaan Injil pada hari ini menceritakan bagaimana perutusan yang dialami oleh ketujuh-puluh murid Tuhan Yesus. Dikisahkan bahwa dalam perutusanNya, Yesus mengatakan bahwa mereka akan mengalami berbagai rintangan dan cobaan. Mereka akan bernasib sama seperti anak domba yang dikirim ke tengah-tengah serigala. Akan tetapi, hal itu harus mereka lalui agar supaya tugas perutusan mereka dalam mewartakan kebenaran, kabar sukacita dan keselamatan kepada orang lain dapat sukses atau berhasil.
Berbagai kesulitan, rintangan dan tantangan yang ditemukan dalam tugas perutusan sering kali menjadi alasan bagi banyak orang untuk menolak tugas tersebut. Tugas untuk menyampaikan kebenaran kepada banyak orang sering kali tidak diindahkan oleh banyak orang. Menyampaikan kebenaran dinilai akan membawa kesulitan dalam diri manusia. Itulah mengapa kebanyakan orang memilih untuk diam dan tidak bergerak menjadi utusan, atau bahkan bergerak menjadi utusan palsu. Adapun kenyataan bahwa tidak semua orang menginginkan kebenaran yang dibawa oleh seorang utusan juga menjadi kendala tersendiri. Manusia cenderung menginginkan hal-hal baik terjadi dalam hidup mereka. Jika ada sesuatu yang kurang mengenakkan atau tidak baik, maka mereka cenderung akan mengabaikannya. Hal inilah yang sering terjadi ketika seseorang menerima suatu fakta kebenaran yang tidak ingin diketahui. Orang tersebut pasti akan mengelak, bahkan tidak mengakui kebenaran tersebut.
Saudara-saudari terkasih. Pada hari ini, Gereja memperingati St. Timotius dan Titus. Mereka berdua adalah teman seperjalanan Paulus yang setia dan juga merupakan seorang utusan Tuhan, pembawa kebenaran. Kesetiaan dan ketulusan mereka dalam menjalankan tugas perutusan sangat diakui oleh Paulus. Mereka berdua adalah contoh dan model kerasulan sejati, yang dengan rela, setia, dan penuh tanggung jawab menjalankan tugas perutusannya masing-masing. Kegigihan mereka dalam menyampaikan kebenaran kepada umat di tengah-tengah situasi dan kondisi yang berbahaya pada waktu itu, membuat mereka patut untuk menjadi teladan sebagai seorang utusan Tuhan yang pemberani.
Sebagai murid Kristus, kita perlu belajar dari St. Timotius dan Titus. Kita perlu meneladan keberanian mereka dalam mengemban tugas perutusan dan dalam menyampaikan kebenaran kepada banyak orang.
(Fr. Dean Rengkung)
“Sesungguhnya, Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala.”
(Luk. 10: 3)
Marilah Berdoa
Ya Tuhan, semoga aku dapat senantiasa bersikap terbuka terhadap kabar sukacita dan kebenaran yang berasal daripada-Mu, dan semoga aku pun setia dan berani menyampaikan kebenaran kepada orang lain. Amin.