Hari Biasa (H)
Hos. 2:13,14b-15,18-19; Mzm. 145:2-3,4-5,6-7,8-9: Mat. 9:18-26.
“Tuhan itu pengasih dan penyayang, panjang sabar dan besar kasih setia-Nya” (Mzm. 145:8). Salah satu penggalan ayat dari mazmur ini sesungguhnya mengungkapkan betapa besar kasih Allah bagi umat-Nya. Hal ini dapat terlihat jelas dalam pengalaman bangsa Israel, di mana meskipun mereka kadangkala berpaling dari Allah, tetapi Dia tetap setia dan mengasihi bangsa Israel.
Sehubungan dengan itu, Nabi Hosea dalam bacaan pertama menampilkan Allah yang menawarkan pengampunan dengan memberi gambaran konkret tentang kasih-Nya, yaitu seperti seorang suami yang setia terhadap istri yang berulang kali berbuat serong, sampai sang istri menyadari betapa ia dicintai tanpa syarat.
Kesetiaan dan kasih Allah itu dalam Perjanjian Baru berlanjut dalam setiap karya Yesus semasa hidup-Nya. Bacaan Injil yang kita renungkan hari ini, menampilkan dua mukjizat sekaligus. Pertama, Yesus membangkitkan anak perempuan dari seorang kepala rumah ibadat yang meninggal; dan kedua, menyembuhkan seorang perempuan yang sakit pendarahan selama dua belas tahun. Perempuan yang sakit itu sangat percaya bahwa hanya dengan menyentuh jumbai jubah Yesus saja, ia yakin akan sembuh dari sakitnya.
Dari dua kisah penyembuhan ini, ada hal menarik yang perlu kita lihat bersama, yakni soal bagaimana usaha mereka untuk mengalami kesembuhan. Dengan datang kepada Yesus, mereka sesungguhnya telah berani mengambil langkah iman yang sangat besar, terdorong oleh tekad mereka untuk dapat terlepas dari penderitaan karena kematian dan sakit penyakit.
Mereka percaya kepada-Nya, karena sering menyaksikan atau mendengar bahwa belas kasih-Nya itu tidak dapat dibatasi oleh adat-istiadat. Sebab, Yesus selalu tergerak oleh belas kasihan terhadap setiap orang yang datang kepada-Nya dan tidak pernah menolak atau membiarkan mereka tanpa pertolongan-Nya. Mereka pun akhirnya memperoleh apa yang mereka mohon sesuai dengan iman pengharapan mereka kepada-Nya. Perempuan itu disembuhkan dan anak kepala rumah ibadat dibangkitkan serta hidup kembali.
Dua peristiwa iman dalam Injil hari ini mengajarkan kepada kita untuk berani melangkah dalam iman, yakni dengan percaya dan tidak takut datang kepada Tuhan sekalipun keadaan yang kita hadapi sangat parah seolah tidak berpengharapan. Maka, marilah kita datang kepada-Nya dengan tidak ragu, dengan iman memohon pertolongan dan belas kasih-Nya. Sebab, Dia adalah Tuhan yang setia, pengasih, dan penyayang.
(Fr. Gabriel Junior Ell)
“Tuhan itu pengasih dan penyayang, panjang sabar dan besar kasih setia-Nya”
(Mzm. 145:8).
Marilah berdoa :
Ya Allah, semoga aku mampu mengikuti teladan-Mu dan mengasihi orang lain seperti diri-Mu sendiri. Amin.