“Hidup dalam Kehendak Tuhan”: Renungan Selasa, 19 Juli 2022

0
3396

Hari Biasa (H)

Mi. 7:14-15,18-20; Mzm. 85:2-4,5-6,7-8; Mat. 12:46-50.

Menjalani kehidupan ini membuat manusia berhadapan dengan pelbagai pilihan. Hidup dalam kasih Tuhan atau memilih hidup pada jalan lain. Hidup dalam terang Kristus atau hidup dalam kegelapan. Memilih hidup pada hal-hal jasmani ataukah hidup rohani. Namun, pada realitasnya manusia cenderung hidup dalam kehendak sendiri dan menjauh dari Tuhan, sehingga tidak peduli dengan Tuhan.

Tetapi Tuhan selalu bertindak atas hidup kita secara adil dan bijaksana. Sebab, Tuhan yang menciptakan manusia, sehingga selalu menuntun dan memberikan yang terbaik pada manusia. Bahkan Tuhan selalu memberikan kesempatan kepada manusia dan selalu membuka pintu pertobatan kepada manusia yang ingin datang, tinggal, dan hidup menurut kehendak-Nya.

Seperti yang dikisahkan dalam bacaan pertama, bangsa Israel telah hidup tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Mereka mengalami saat-saat yang suram karena kemerosotan akhlak, sehingga mereka hidup hanya berdasar kehendak sendiri dan melupakan kehendak Tuhan. Mereka lebih memilih hidup dalam kegelapan dan terhanyut dalam kehidupan duniawi. Namun, mereka berdoa memohon belas kasihan dari Tuhan. Sebab, Tuhan memiliki kuasa untuk menyelamatkan dan selalu mendengarkan permohonan mereka. Tuhan membuka pintu bagi mereka yang ingin hidup bersama-Nya. Tuhan berbelas kasih dan selalu membantu manusia untuk keluar dari pergumulan hidup.

Yesus dalam Injil mengatakan bahwa: “Sebab siapa pun yang melakukan kehendak Bapa-Ku di sorga, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku”. Untuk dapat mengerti kehendak Tuhan dan melakukannya, kita harus memiliki persekutuan yang erat dengan Tuhan. Jika kita memberikan diri pada Tuhan, maka kita akan mengerti kehendak-Nya. Yesus bukan bermaksud untuk menyangkal ibu-Nya dan saudara-saudara-Nya, tetapi Ia mengingatkan mereka supaya hidup dalam kehendak Tuhan, agar menjadi ibu dan saudara-Nya. Karena hidup dalam Tuhan berarti kita harus memberi diri kita demi kehendak-Nya. Inilah yang ditunjukkan Yesus dalam hidup-Nya dengan mengutumakan kehendak Bapa-Nya. Dia tahu bahwa kehendak Bapa-Nya itulah yang menyelamatkan. Sehingga, Yesus mengajak kita semua untuk menjalin hubungan yang erat bukan saja dengan keluarga kita, tetapi kepada siapa saja yang kita jumpai. Itulah yang menjadi kehendak Tuhan. Dengan itu kita dapat hidup dalam rumah-Nya dan sesuai dengan kehendak-Nya. Maka kita akan mengalami tindakan dan belas kasih Tuhan.

Fr. Dian Antonio Herdianto Faubun

 

“Sebab siapa pun yang melakukan kehendak Bapa-Ku di sorga, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku” (Mat. 12:50).

Marilah Berdoa:

Tuhan, sadarkanlah kami untuk selalu hidup sesuai dengan kehendak-Mu.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini