“Yesus Andalanku”: Renungan, Rabu 23 Februari 2022

0
1864

Pw S. Polikarpus, UskMrt (M)

Yak. 4:13-17; Mzm. 49:2-3,6-7,8-10,11; Mrk. 9:38-40.

Orang tua sering kita kagumi karena pandangannya yang tajam dan ketenangannya dalam menghadapi peristiwa yang tak disangka-sangka.

Adalah Polikarpus, Uskup Smirna yang sudah lanjut usia, seorang murid Yohanes Rasul. Pada saat terakhir hidupnya, ia menyatakan demikian, “Delapan puluh enam tahun aku mengabdi Kristus dan tak pernah Ia mempersulit aku. Apakah kalian kira aku akan mengkhianatiNya?” Dalam usianya yang sudah lanjut itu ia tetap aktif dalam ‘mengemudikan’ keuskupannya. Sampai wafatnya sebagai martir ia disegani oleh siapapun.

Yesus dalam pengajaran-Nya hari ini menasihati kita untuk selalu menaburkan kebaikan di mana dan kapan saja. Ia menuntut kita untuk tidak boleh melepaskan diri dari-Nya sebab Ia adalah sumber kebaikan itu sendiri. Apabila kita tahu tentang kebaikan tetapi tidak melakukannya maka kita telah berdosa terhadap Yesus dan juga sesama.

Rasul Yakobus juga mengingatkan kita untuk selalu mengandalkan Yesus dan mengikat diri dengan-Nya sebab Dialah andalan dan tumpuan hidup kita. Adalah kesalahan fatal apabila manusia melepaskan diri dari-Nya. Sebab bila demikian, manusia hidup tanpa arah dan tujuan yang pasti.

Kita perlu mengandalkan Yesus yang tidak terbatas, dengan melibatkan-Nya di dalam seluruh aspek hidup kita. Tujuannya bukan untuk mengejar target-target pribadi, melainkan untuk menghadirkan cinta kasih dan karya keselamatan Allah di tengah hidup kita dan juga di tengah-tengah sesama.

Yesus menuntut semua orang tanpa terkecuali untuk berbuat baik dalam nama-Nya. Artinya, ketika orang yang tidak mengenal Yesus saja bisa berbuat baik dalam nama-Nya, kita juga yang menyebut diri sebagai pengikut-Nya, harus mampu melakukan kebaikan yang lebih besar lagi untuk kemuliaan nama-Nya.

Kita juga belajar dari teladan hidup Uskup Polikarpus, di mana ia telah bersaksi bahwa selama delapan puluh enam tahun Tuhan tidak pernah mengkhianatinya sampai ia wafat sebagai martir. Inilah kesaksian hidup yang menginspirasi kita. Suatu kewajiban dan keharusan untuk melibatkan Yesus dalam seluruh hidup kita.

Kita harus tunjukkan kepada dunia bahwa Yesus adalah andalan kita untuk selama-lamanya. Karena itu, marilah mengandalkan Yesus yang tidak terbatas dalam hidup sebab Ia tidak pernah mengkhianati orang yang mengandalkan-Nya. Hanya dalam nama-Nya kita memperoleh hidup yang kekal.

(Fr. Benny Fasak)

“Jika seseorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa” (Yak. 4:17).

Marilah berdoa:

Allah tumpuan dan harapan hidup kami, pelihara dan tuntunlah kami semua untuk selalu melibatkan dan mengandalkan Engkau dalam seluruh hidup kami. Amin.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini