“Buah Keselamatan”: Renungan, Selasa 2 Februari 2020

0
1980

Pesta Yesus Dipersembahkan di Bait Allah

Mal. 3:1-4; Mzm. 24:7,8,9,10; Ibr. 2:14-18; Luk. 2:22-40    

Dalam menjalani kehidupan, setiap orang tentunya mencari dan mendambakan suatu “keselamatan”. Ada banyak peristiwa dan pengalaman yang membuat kita sadar akan kebesaran dan kemahakuasaan Allah dalam hidup kita, misalnya: kita luput dari kecelakaan maut, sembuh dari segala penyakit yang sangat menyiksa, terhindar dari kehidupan rumah tangga yang berada dalam ambang kehancuran, keluar dari segala hiruk pikuk yang menyesatkan. Jika kita keluar dari segala macam hal tersebut tentunya kita hidup dalam kedamaian, artinya bahwa kita bisa diselamatkan dari hal-hal duniawi yang merasuki dan menghancurkan kehidupan setiap orang.

Pada Pesta Yesus dipersembahkan di Bait Allah, bacaan-bacaan Kitab Suci menghantar kita untuk merenungkan tentang keselamatan yang datang di tengah kehidupan kita di dunia ini. Kedatangan Yesus ke dunia sudah dinubuatkan oleh para nabi, hanya soal kegenapan waktunya itu yang ditunggu oleh semua orang. Saat kedatangan Yesus, itulah momen Allah menepati janji-Nya. Tuhan hadir untuk meyakini dan menyucikan semua orang agar diselamatkan, dengan mempersembahkan kurban yang baik dan benar kepada-Nya. Inilah kisah dalam nubuat Maleakhi yang mengisahkan tentang Tuhan yang datang untuk menyelamatkan semua orang, lewat kesetiaan dan perkenaan kepada-Nya.

Kehadiran Yesus di dunia ini merupakan suatu peristiwa inkarnasi. Dengan begitu Yesus sendiri hadir di dunia sebagai manusia biasa, sehingga Yesus dipertemukan dengan Simeon dan Hanna sebagai suatu ramalan mengenai karya perutusan Yesus di dunia. Simeon bernubuat bahwa Anak inilah yang akan memancarkan cahaya dan kemuliaan Allah kepada semua orang. Ia membuka kenyataan bahwa ajaran Yesus akan membawa pertentangan, tetapi juga membuka jurang antara umat Israel sendiri. Simeon berbicara kepada Maria, “Sesungguhnya Anak itu ditentukan untuk menjatukan atau membangkitkan banyak orang di Israel, dan untuk menjadi tanda perbantahan dan sebuah pedang akan menembus jiwamu sendiri » (Luk 2:34-35). Sehingga dalam Surat kepada Orang Ibrani diwartakan bahwa kehendak Allah itu benar-benar hadir dan menunjukkan jalan keselamatan bagi semua orang, dengan hadir dan mengalami semua pengalaman kemanusiaan kita: hidup, menderita, mati dan yang pertama bangkit dari antara orang mati.

Maka dengan begitu keselamatan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan setiap orang, entah itu hidup kebersamaan dalam keluarga, komunitas dan sebagainya. Untuk hal ini, marilah kita selalu memberi diri pada Tuhan, sehingga kita boleh berbahagia bersama dengan-Nya.

(Fr. Lino Wara)

“Sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu” (Luk. 2: 30).

Marilah berdoa :

Tuhan, hantarlah kami pada keselamatan-Mu. Amin

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini