Hari Biasa (H).
Yer. 14:17-22; Mzm. 79:8,9,11,13; Mat. 13:36-43.
Sebuah lagu yang dinyanyikan dengan melodi yang sesuai akan terdengar indah. Tarian akan terlihat memukau bila mengikuti ritme yang pas. Begitupun perumpamaan akan dipahami jika mendapat penjelasan yang baik. Seperti penjelasan Yesus yang membuat para murid memahami apa yang dimaksudkan-Nya. Hal tersebut terjadi karena mereka bertanya akan arti perumpamaan Yesus. Demikian keingintahuan membawa pada pengertian. Pengertian yang benar berasal dari Yesus sendiri. Yesus senantiasa bersedia menjelaskan kepada hati yang rela mendengar apa yang Dia katakan. Sehingga, mereka yang menerima Dia dalam hidup, turut mendengarkan Sabda-Nya. Serta dapat melakukan apa yang disabdakan-Nya, guna membawa perubahan hidup.
Bacaan Injil hari ini mengisahkan Yesus yang menjelaskan tentang lalang (gulma) dan gandum. Seperti lalang dan gandum yang tumbuh bersama dan pada saat panen dipisahkan, demikian pula halnya kebaikan dan kesalahan. Melakukan kebaikan adalah persembahan yang utuh pada Tuhan. Sedangkan kelemahan yang dimiliki perlu unruk dimohonkan penyembuhan dan pengampunan dari Tuhan. Sebab, kelemahan menjadi panggilan untuk pertobatan.
Seperti nabi Yeremia yang dikisahkan dalam bacaan pertama. Dia menyampaikan bencana kekeringan yang akan menimpa Yehuda karena kesalahan mereka. Meskipun mendengar hal tersebut, mereka tetap mengeraskan hati dan akhirnya mengalami penderitaan yang luar biasa. Hal ini menunjukkan bahwa panggilan untuk pertobatan harus datang dari keinsyafan hati orang yang bersangkutan. Sehingga, terhadap mereka yang tidak mau bertobat, maka sama seperti lalang yang dilemparkan ke dalam tungku, demikian orang yang jahat akan dicampakkan ke dalam neraka.
Maka, patutlah kita menyadari dalam kehidupan kita, apa yang lebih dominan: benih yang baik atau lalang. Sebab, kendati hidup memang tak mudah, namun selalu ada harapan penebusan dan kemenangan atas kejahatan. Di mana, kemenangan akhir dari kebaikan dan cinta, kebenaran dan keadilan akan dicapai pada ‘panenan pada akhir zaman’. Sehingga, sudah seharusnya setiap orang membiarkan diri tinggal di hadirat Tuhan, agar dapat hidup seperti benih yang tumbuh menuju cahaya. Sebab, orang-orang benar memiliki kehidupan baru, berkat keselamatan kekal yang disediakan Bapa dalam Kerajaan Surga.
(Fr. Leonardus Ze)
“Pada waktu itu, orang-orang benar akan bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa mereka. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!” (Mat. 13: 43).
Marilah Berdoa:
Ya Tuhan, bantulah aku untuk bersinar di dunia, seperti orang benar yang bersinar seperti matahari dalam Kerajaan Bapa. Amin.