Hari Biasa Pekan IV Paskah (P)
Kis. 13:26-33; Mzm. 2:6-7,8-9,10-11; Yoh. 14:1-6
Kita tinggal di mana sekarang? Kita tinggal di sebuah bangunan yang disebut rumah. Dalam Kitab Suci rumah digunakan untuk menyatakan keluarga atau suku. Rumah ini menjadi sebuah tempat yang aman, nyaman dan membuat kita selalu rindu untuk pulang. Namun apakah rumah yang sedemikian damainya itu dapat dijumpai? Bagaimana kita dapat sampai di sana?
Saudaraku tercinta, Tuhan telah berjanji kepada umat-Nya bahwa Rahmat-Nya turun-temurun. Janji itulah yang telah digenapi-Nya melalui kebangkitan Putra-Nya, Yesus Kristus. KebangkitanNya-lah menguatkan iman kita, bahwa dibalik penderitaan dan wafat-Nya ada kebahagiaan dan keselamatan bagi semua orang. Dalam amanat perpisahan-Nya sebelum Ia akan mengalami derita, Dia berkata, “Akulah jalan, kebenaran dan kehidupan, tidak seorangpun dapat dapat datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku”. Dialah jalan menuju Rumah Bapa, tempat idaman dan paling diimpikan banyak umat beriman.
Rumah Bapa merupakan satu kiasan yang menyatakan hubungan yang intim bersama Allah. Ia menderita dan wafat demi manusia. Inilah bukti penyerahan diri dan cinta-Nya kepada Manusia. Dia pun telah memberikan tips bagaimana dapat sampai kepada Bapa, yakni ”Trust Me, I am the Way, The Truth and The Life”. Maksud ungkapan ini yakni: Pertama, Jalan merupakan akses prasarana terpenting pada zaman itu. Jalan menjadi penuntun dan pengarah menuju tempat tujuan. Kedua, Kebenaran merupakan penegasan bahwa ini merupakan hal yang benar dan mengarahkan ke tempat yang diharapkan. Ketiga, Hidup adalah penting. Inilah yang membuat Yesus berkata demikian bahwa Ialah Jalan, Kebenaran dan Kehidupan. Dan di rumah Bapa-Ku telah Kusediakan banyak tempat bagimu, di sana tak akan ada ratap tangis dan kertakan gigi. Itu berarti bahwa, di Rumah itulah kita Hidup dan pastinya damai.
Kita pasti ingin sekali hidup di rumah bahagia. Apa yang dikatakan Yesus? “Percayalah kepada Allah dan juga kepada-Ku”, kuncinya adalah percaya. Namun bukan hanya percaya tetapi ada usaha yang dilakukan yakni seperti kata pemazmur “bertindaklah bijaksana, terimalah pengajaran…, beribadahlah kepada Tuhan dengan takwa, dan ciumlah kaki-Nya dengan gemetar”. Dengan demikian Rumah kita menjadi perwujudan Rumah Bapa di dunia yang selalu diimpikan dan diidamkan banyak orang.
(Redaktur Pelaksana)
“Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga
kepada-Ku”. (Yoh. 14:1)
Marilah berdoa:
Ya Tuhan, bimbinglah aku supaya sampai ke rumah-Mu. Amin