Pw S. Katarina dr Siena, PrwPujG (P)
Kis. 8:1b-8; Mzm. 66: 1-3a,4-5,67a; Yoh. 6:35-40 atau dr RUybs
Manusia amat membutuhkan makanan dan minuman. Mengapa? Karena makanan dan minuman merupakan kebutuhan yang paling pokok dalam hidup manusia. Tanpa makan dan minum, manusia tidak dapat beraktifitas dengan maksimal untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya setiap hari.
Saudara terkasih, dalam Injil hari ini, kita telah mendengar bahwa Yesus mengatakan: “Akulah roti hidup; barang siapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barang siapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi”. Ungkapan Yesus ini merupakan ungkapan belas kasih yang mendalam yang yang ditujukan kepada kita. Ia mengasihi kita dan mau agar kita dapat memperoleh hidup yang kekal.
Belas kasih dari Yesus untuk manusia, tidaklah diperoleh dengan menunggu dan mengharapkan sebuah keajaiban. Tetapi untuk dapat memperoleh hidup yang kekal, Yesus mengajak kita untuk datang dan bernaung pada-Nya. Dalam injil dengan jelas diungkapkan bahwa Yesus mau agar manusia dapat melihat dan percaya. Melihat dengan mata iman karya-karya Allah dan percaya sehingga dapat menjadi saksi dan mewartakan kebenaran iman.
Setiap zaman tentu mempunyai kesulitannya sendiri, di zaman para rasul mungkin kesulitan untuk menjadi saksi iman adalah dikejar-kejar, disiksa dan dibunuh. Pada zaman sekarang ini, kesulitan yang kita alami mungkin tidak seperti yang dialami para rasul. Tetapi, karena perkembangan teknologi yang semakin canggih, membuat orang tidak lagi bersandar pada Tuhan, tetapi malah menghambakan diri pada hal-hal duniawi. Manusia sekarang sering menganggap teknologi terlalu penting, karena dianggap praktis untuk melakukan segala hal.
Teknologi telah menggeser hidup beriman manusia. Kita bisa melihatnya dalam kehidupan sehari-hari, orang lebih memilih berdiam di rumah atau bekerja demi memenuhi kebutuhan hidupnya. Ketika ia menghadiri perayaan Ekaristi atau ibadah lainnya, fokusnya ada pada gadget yang dimilikinya.
Menjadi saksi iman tidak hanya dengan berkata-kata, melainkan haruslah dibarengi juga dengan tindakan yang nyata yang dapat dilihat. Hal itu dapat kita tunjukan dengan cara mengikuti perayaan Ekaristi dan mengajak saudara-saudara kita, melaksanakan kehidapan devosional, dan membangun hidup doa dalam keluarga kita. Berilah diri kita dipimpin oleh-Nya.
(Fr. Emanuel Paji Sopa)
“Akulah roti hidup; barang siapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barang siapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi” (Yoh 6: 3)
Marilah Berdoa:
Tuhan bimbinglah dan bantulah aku agar aku selalu setia untuk menjadi saksi-Mu dan berani mewartakan kebenaran tentang Engkau. Amin.