Pw S. Yohanes dr Salib, ImPujg (P)
Sir. 48:1-4,9-11; Mzm. 80:2ac,3b,15-16,18-19; Mat. 17:10-13
Terkadang sulit menerima kebenaran dari orang yang kita kenal atau dekat dengan kita. Saat ingin menerima kebenaran tersebut, pasti kita akan melihat latar belakang orang itu. Sehingga, menjadi pertimbangan bagi kita untuk menerima sebuah kebenaran yang disampaikan atau dibawa oleh orang itu. Hal yang serupa dialami oleh St. Yohanes dari Salib. Dengan semangat kemiskinannya ia ingin membaharui ordonya. Namun, disalahtafsirkan oleh rekan-rekan ordonya. Sehingga, ia dimasukan ke dalam penjara dan dianiaya.
Peristiwa yang sama telah dialami terlebih dahulu oleh Yesus dan Yohanes Pembaptis dalam Injil hari ini. Orang-orang Yahudi pada waktu itu, ingin supaya Elia datang terlebih dahulu untuk memberitahukan kedatangan Mesias. Supaya barulah mereka percaya kepada Mesias yang akan datang tersebut. Namun, Yesus dengan jelas mengatakan kepada para murid-Nya: “Elia sudah datang, tetapi orang tidak mengenal dia, dan memperlakukannya menurut kehendak mereka. Demikian juga Anak Manusia oleh mereka.” Yang dimaksud Elia yang sudah datang adalah Yohanes Pembaptis. Dialah yang datang untuk mempersiapkan jalan bagi Yesus. Namun, orang Israel tidak mengenalnya bahkan ia dibunuh. Karena ketidakpercayaan ini sehingga Yesus pun tidak dipercayai sebagai Mesias yang datang untuk menyelamatkan umat manusia.
Dalam bacaan Injil hari ini Yesus ingin menunjukkan bahwa ada orang yang tidak peduli dengan tawaran kasih. Seperti orang Israel yang tidak mau membuka hati mereka untuk menerima kebenaran dan tawaran kasih Allah lewat Yohanes Pembaptis. Padahal para ahli-ahli Taurat mengetahui isi dari Taurat terutama tentang Mesias. Namun, pengenalan akan Kitab Suci tidak membuka hati mereka. Mereka tak menyadari Mesias lewat pewartaan dari Yohanes Pembaptis. Karena itu, yang terpenting adalah “membuka hati” untuk kebenaran akan kasih Allah.
Masa Adven menjadi kesempatan berharga bagi kita. Kita semua diajak untuk selalu mengasah hati supaya lebih peduli. Dan, membuka hati akan tawaran kasih Allah yang diberikan kepada kita dalam hidup. Seperti St. Yohanes dari Salib yang selalu membuka hati dan menerima kasih Allah. Walaupun dianiaya Ia tetap bertahan dalam nama Yesus.
(Fr. Amandus Malirafin)
“Jawab Yesus: “Memang Elia akan datang dan memuliakan segala sesuatu”” (Mat. 10:11).
Marilah berdoa:
Ya Bapa, bukalah selalu hati saya untuk dapat menerima Yesus Kristus Juru Selamat kami. Amin.