Pw S. Lusia, PrwMrt (M)
Yes. 48:17-19; Mzm. 1:1-2,3,4,6; Mat. 11:16-19.
Manusia kadangkala dihadapkan dengan dua jalan yaitu jalan yang baik/benar dan jalan yang tidak baik/tidak benar. Pilihan yang akan diambil oleh manusia akan menentukan ke mana arah jalan hidup mereka pada kemudian hari. Pilihan ini pula akan menentukan masa depan dan kesuksesan dari manusia. Pilihan ini pun telah dihadapi oleh Santa Lusia, yang kita peringati pada hari ini.
Pemazmur pun berkata, “Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat Tuhan, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil. Bukan demikian orang fasik: mereka seperti sekam yang ditiupkan angin. Sebab Tuhan mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.”
Pilihan yang diambil oleh manusia hendaknya adalah jalan yang mendekatkan diri mereka kepada Tuhan, bukannya jalan yang mendekatkan diri mereka pada kebinasaan. Oleh karena itu, Nabi Yesaya berkata, “Yang Mahakudus, Allah Israel: Akulah Tuhan, Allahmu, yang mengajar engkau tentang apa yang memberi faedah, yang menuntun engkau di jalan yang harus kautempuh. …”
Manusia hendaknya mendekatkan diri mereka pada Tuhan. Jalan kehidupan yang mereka tempuh di dunia ini hendaknya adalah jalan ke Rumah Tuhan. Manusia pun hendaknya mendengarkan apa yang diinginkan oleh Tuhan. Seperti yang dikatakan oleh Nabi Yesaya: “Sekiranya engkau memperhatikan perintah-perintah-Ku, maka damai sejahteramu akan seperti sungai yang tidak pernah kering, dan kebahagiaanmu akan terus berlimpah seperti gelombang-gelombang laut yang tidak pernah berhenti, maka keturunanmu akan seperti pasir dan anak cucumu seperti kersik banyaknya; nama mereka tidak akan dilenyapkan atau ditiadakan dari hadapan-Ku”.
Kita sebagai orang Kristen hendaknya memberikan teladan untuk berjalan di jalan yang benar, yang adalah jalan Tuhan. Kita adalah ikan-ikan yang baik, jika kita berjalan di jalan Tuhan. Sebaliknya jika kita berjalan di jalan yang tidak benar, maka kita akan dicampakkan ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi. Sekarang apa pilihan kita?
(Redaksi Lentera Jiwa)
“Campakkan orang jahat ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi” (Mat. 13:50).
Marilah berdoa:
Ya Allah, bantulah kami untuk menemukan dan mewartakan jalan-Mu, sebagai jalan kebenaran. Amin.