Hari Biasa (H)
Amsal. 5:14-15, 21-24; Mzm 50:7,8-9, 10-11,12-13,16bc 17; Mat. 8:28-34.
Saudara-saudari yang terkasih dalam Tuhan kita Yesus Kristus, kitab Amsal melukiskan tentang kelemahan-kelemahan manusia yang membuat manusia jatuh dalam dosa. Bahwa manusia memiliki jalan hidupnya di hadapan Tuhan dan segala langkah yang kita tempuh tetap diawasi Tuhan. Kita tertangkap oleh karena kejahatan dan terjerat dalam tali dosanya sendiri. Pada akhirnya, kita mati karena tidak menerima didikan dan karena kebodohan yang kita buat. Kitab Mazmur melukiskan juga tentang betapa pentingnya persembahan syukur sebagai korban bagi Allah dan bayarlah nazarmu kepada Yang Mahatinggi dan bukan karena persembahan sembelihan.
Pemazmur hendak menyadarkan manusia, yang sering bertanya-tanya pada Tuhan tentang pergumulan batin yang tak kunjung selesai dan membuat seseorang sampai pada keputusasaan. Tanpa kita sadari pengalaman tersebut terjadi, karena kita mengabaikan bahkan membenci teguran serta mengesampingkan firman Tuhan.
Bacaan Injil hari ini melukiskan bagaimana Yesus menyembuhkan dua orang yang kerasukan. Terhadap peristiwa ini, pengajaran bagi kita adalah betapa lemahnya manusia sehingga kita mengalami peristiwa-peristiwa mencegangkan bahkan tidak dapat dipikirkan. Selain itu, dalam kelemahan kita sering kali digoda dan ditantang untuk tidak jatuh pada dosa-dosa, melainkan punya iman yang semakin tumbuh subur, seperti dua orang yang disembuhkan percaya bahwa Yesus akan mengangkat mereka dari kelemahan dan menyelamatkan mereka.
Saudara-saudari yang terkasih, kelemahan bukanlah sebuah sikap kepasraan manusia untuk menerima diri ketika memikirkan dan bertindak jahat. Bukan alasan untuk menyatakan: saya lemah, saya lemah atau kita manusia tidak bisa lepas dari kejahatan, sehingga sangat terbuka untuk berada dalam keberdosaan. Inilah sikap yang keliru. Dalam Injil Yesus mau menyadarkan kita untuk melihat keistimewaan yang telah ditampilkan-Nya. Ia menyembuhkan orang-orang yang kerasukan. Yesus tahu manusia punya kelemahan, namun Ia melihat bahwa dalam diri manusia ada kebaikan karena telah dipersatukan dengan-Nya.
Saudara-saudari yang terkasih, marilah kita semua belajar dari Yesus yang ingin manusia sadar betapa baiknya nilai kehidupan yang telah diciptakan Bapa-Nya. Sudah sepatutnya juga, kita sebagai anak-anak Allah, sadar bahwa kita semua lemah, sehingga tidak berdiam diri dan pasrah untuk jatuh dalam dosa. Melainkan berusaha untuk melakukan kehendak Bapa di Surga, dengan tidak terpengaruh dengan segala jenis tawaran dunia yang menjauhkan kita dari Allah. Marilah membenahi diri menjadi pribadi yang utuh dalam iman dan tindakan kasih terhadap diri sendiri dan orang lain. Berkat rahmat Allah kita sampai pada kepenuhan dalam iman akan Dia.
(Fr. Petrus Serin)
“Maka keluarlah seluruh kota mendapatkan Yesus dan setelah mereka berjumpa dengan Dia, mereka pun mendesak supaya Ia meninggalkan daerah mereka” (Mat. 8:34).
Tuhan, bantulah kami untuk bangkit dari kelemahan yang mencekam hidup ini. Amin.