“UPAH DOSA ADALAH KEBINASAAN”: Renungan, Sabtu 2 Maret 2024

0
558

Hari Biasa Pekan II Prapaskah (U)

Bar. 1:15-22; Mzm. 79:1-2,3-5,8-9; Luk. 10:13-16.

Dalam bacaan injil hari ini dikisahkan tentang Yesus mengecam beberapa kota. Di sini sangat jelas bahwa Yesus berkata, “Celakalah engkau Khorazim! Celakalah engkau Betsaida!” Sedangkan pada waktu penghakiman, tanggungan Tirus dan Sidon akan lebih ringan dari pada tanggungan Khorazim dan Betsaida. Yesus membuat perbandingan antara beberapa tempat yang telah jatuh dalam dosa. Apa maksud dari perkataan Yesus tentang kota-kota tersebut?

Manusia telah jatuh dalam dosa. Karena dosalah manusia telah jauh dari Tuhan. Manusia rakus akan kekayaan, harta duniawi, hidup dengan miras, mabuk-mabukan membuat mereka lupa akan Tuhan dan jauh dariNya. Hal ini yang dilakukan oleh umat di Kota Khorazim dan Betsaida. Karena kesombongan dan keangkuhan akhirnya mereka lupa akan Tuhan dan jauh dari hadapanNya.

Ini yang membuat sehingga Yesus mengecam dua kota itu. Bahkan Ia berkata bahwa tanggungan Tirus dan Sidon akan lebih ringan. Ini hendak mengatakan bahwa umat di Tirus dan Sidon masih memiliki relasi yang dekat dengan Tuhan, kendati mereka terkadang melakukan sesuatu yang tidak berkenan di hadapan Allah, namun itulah keterbatasan manusia. Yesus tahu hal itu, sehingga ia tidak menaruh beban yang berat bagi mereka.

Dalam bacaan pertama dikisahkan tentang bagaimana pengakuan dosa umat kepada Allah. Barukh menuliskan tentang pengakuan dosa manusia terhadap Tuhan. Dosa yang dilakukan oleh nenek moyang mereka membuat mereka jatuh dalam dosa yang sama. Namun, mereka sadar akan kesalahan mereka sendiri. Sangat jelas dikatakan bahwa“keadilan ada pada Tuhan, Allah kita, sedangkan malu muka pada kami, sebagaimana halnya hari ini, yaitu: pada orang-orang Yehuda dan penduduk Yerusalem, pada sekalian raja, para pemimpin, dan para imam serta nabi nenek moyang kami. Memang kami telah berdosa kepada Tuhan.”

Inilah pengakuan dosa dari manusia terhadap Tuhan. Terkadang kita malu untuk berkata yang benar. Kita selalu ingin agar kita benar sehingga hal yang salah pun kita tidak peduli. Itu karena kesombongan manusia. Manusia telah dikuasai oleh kesombongan mereka. Mereka tidak sadar bahwa dari kesombongan itu mereka telah memelihara hal-hal yang salah dan membuahkan dosa dalam diri dan hidup mereka.

Sebagai manusia, kita harus memiliki sikap kerendahan hati. Jika kita berani rendah hati kepada sesama kita, tentunya kita secara tidak langsung telah menunjukkan sikap keberdosaan kita kepada Tuhan. Manusia tentunya memiliki keterbatasan yang membuat mereka jatuh dalam dosa. Namun, Tuhan selalu siap untuk membuka pintu pengampunan bagi siapa saja. Maka marilah sebagai umat beriman, bertobat dari perbuatan-perbuatan yang jahat yang kadang tidak menyenangkan hati sesama bahkan hati Tuhan. Jika, demikian kita akan memperoleh pengampunan dari Tuhan.

Fr. Victor Helyanan

Barangsiapa mendengarkan kamu, ia mendengarkan Aku; dan barangsiapa menolak kamu, ia menolak Aku; dan barangsiapa menolak Aku, ia menolak Dia yang mengutus Aku(Luk. 10:16).

Marilah berdoa:

Tuhan, mampukanlah kami agar dapat meninggalkan hidup kami yang kurang baik menjadi baik. Amin.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini