Hari Biasa (H)
Keb. 6:1-11; Mzm. 82:3-4,6-7; Luk. 17:11-19
Dalam kehidupan kita, ungkapan rasa syukur tak pernah terlewatkan. Kita senantiasa memulai setiap doa dengan ungkapan syukur kepada Tuhan. Saat berdoa, yang pertama kali kita sampaikan adalah rasa terima kasih atas anugerah kehidupan ini, termasuk kesehatan, keberuntungan, dan kebahagiaan yang diberikan.
Injil hari ini menceritakan tentang sepuluh orang yang menderita penyakit kusta dan mencari pertolongan dari Tuhan Yesus. Saat Yesus sedang dalam perjalanan ke Yerusalem, mereka mendekat dan memohon belas kasihan-Nya untuk menyembuhkan mereka. Melihat keadaan mereka, Yesus menyuruh mereka pergi menemui imam. Dalam perjalanan menuju imam, mereka semua mengalami kesembuhan. Namun, salah satu dari mereka, yang berasal dari Samaria, kembali kepada Yesus dengan penuh rasa syukur. Dia berseru dengan penuh sukacita, memuji Allah dengan lantang, dan merendahkan diri di hadapan Yesus sambil mengucapkan terima kasih atas penyembuhannya.
Pengalaman orang Samaria yang merasa bersyukur mengingatkan kita akan pentingnya menghargai tanda-tanda anugerah Tuhan dalam hidup kita. Terlalu sering kita lupa untuk mengenali kasih-Nya, seperti halnya kesembilan orang kusta yang gagal berterima kasih. Ketika kita mendapatkan keberuntungan, seharusnya kita selalu mengingat bahwa segala yang kita nikmati adalah pemberian dari Tuhan yang senantiasa mencintai kita. Orang Samaria mengajarkan kepada kita pelajaran berharga tentang pentingnya menjaga sikap syukur kepada Tuhan. Meskipun kita bisa datang kepada-Nya dalam saat kesulitan, kita juga seharusnya tidak boleh lupa untuk selalu bersyukur atas semua yang diberikan oleh-Nya. Seperti yang disampaikan dalam bacaan pertama, Allah mengingatkan kita bahwa segala sesuatu di dunia ini berasal dari-Nya. Karena itu, kita seharusnya selalu menunjukkan rasa syukur dan memperlakukan sesama dengan bijak dan penuh kasih, sebagaimana yang diajarkan oleh Yesus dalam kisah Injil hari ini.
Dengan demikian, sebagai umat yang percaya kepada Allah, kita diundang untuk mengambil pelajaran dari ajaran Tuhan Yesus dan contoh yang diberikan oleh orang Samaria. Yesus mengajarkan kita tentang pentingnya memiliki rasa belas kasih dan berbuat baik kepada sesama tanpa memandang latar belakang atau status sosial, sementara orang Samaria mengingatkan kita untuk selalu bersyukur atas kasih Tuhan yang tak terbatas yang hadir dalam kehidupan kita setiap hari. Tetaplah berbuat baik dan jangan lupa bersyukur.
(Fr. Risno Batlayeri)
“Lalu tersungkur di depan kaki Yesus dan mengucap syukur kepada-Nya. Orang itu adalah orang Samaria” (Luk. 17:16)
Marilah berdoa:
Ya Tuhan, utuslah Roh kebijaksanaanMu untuk tinggal dalam diri kami, agar kami senantiasa berbuat baik bagi sesama dan selalu bersyukur. Amin