Untuk masuk Kerajaan Surga bukanlah soal miskin atau kaya. Tetapi orang akan masuk surga apa bila ia mendengarkan Sabda Allah dan mengamalkannya dalam kehidupan seari-hari. Iman akan Allah adalah jaminan bagi kita untuk masuk Kerajaan Surga. Kaya atau miskin bukanlah jaminannya. Pada dasarnya Allah menyediakan kerajaan-Nya bagi semua orang. Yang menjadi celaka bilamana orang-orang kaya tidak mau berbagi, kikir dan serakah, serta menindas orang miskin. Tuhan akan berdiri pada orang yang ditindas untuk melawan si penindas. Tetapi, celaka pula bila orang miskin tidak ada usaha untuk mempertahankan hidupnya. Bacaan Injil hari ini, mengisahkan tentang Lazarus dan orang kaya. Orang kaya itu tidak memperhatikan orang miskin. Sementara Lazarus bersikap penuh kepasrahan dan hanya berusaha untuk mempertahankan hidupnya. Inilah dua sikap yang sangat berbeda di hadapan Tuhan. Sikap yang berkenan di hadapan Tuhan yakni sikap yang penuh kepasrahan, sedangkan sikap acuh terhadap sesama yang membutuhkan tidak berkenan di hadapan-Nya. Yang mau ditekankan oleh Yesus bukanlah soal kekayaan atau kemiskinan harta benda sebagai syarat untuk masuk surga. Tetapi Yesus tampil untuk mengoreksi kekeliruan sikap hidup manusia. Kadang kala, kita menganggap diri kaya dan mulai melecehkan orang miskin. Kita menginjak-injak martabatnya. Inilah salah satu tindakan yang keliru. Yesus menginginkan setiap orang untuk memiliki kasih dalam dirinya. Tuhan memberikan berkat bagi kita dan kita menjadi penyalur
berkat bagi orang berkekurangan.
Memang, tidak semua orang kaya dibenci Tuhan. Masih ada banyak orang kaya yang dikasihi oleh Tuhan. Walaupun kaya, mereka menunjukkan sikap yang menyenangkan hati Tuhan. Mereka tetap rendah hati dan senantiasa memperhatikan sesama yang berkekurangan. Kekayaan tidak menguasai mereka. Inilah yang patut diteladani. Sementara bagi orang miskin yang tetap berpegang teguh pada pengharapannya akan Allah, akan memperoleh kebahagiaan dari Allah sendiri. Suatu celaka bilamana dalam kemiskinannya, orang miskin tidak berharap pada Allah dan hanya mengandalkan diri sendiri. Namun, intinya yakni kekayaan yang dituntut untuk masuk Kerajaan Allah yakni kekayaan iman. Kita boleh merenungkan kehidupan kita. Apakah kita kaya akan iman atau miskin iman? Masa prapaskah ini adalah kesempatan bagi kita untuk bertobat dan kembali kepada Tuhan. Marilah kita menambah kekayaan iman, agar kita memperoleh jaminan kebahagiaan bersama Kristus.
(Fr. Johanis Titirloloby)