Pekan Adven I (U)
Yes. 30:19-21,23-26; Mzm. 147:1-2,3-1,5-6; Mat. 9:35-10:1,6-8.
Setiap hari kita pasti menemukan pemberitaan mengenai adanya perkembangan dalam dunia teknologi informasi. Tetapi kita juga menemukan pemberitaan tentang masih adanya kemerosotan dalam hal kesejahteraan rakyat. Itu berarti, walaupun kita sudah hidup dengan teknologi yang canggih dan luar biasa, tetapi rata-rata penduduk saat ini masih berada pada taraf hidup menengah ke bawah.
Poin ini ingin menunjukkan kepada kita bahwa dalam dunia sekarang ini, ditambah lagi dengan kendala pandemi Covid-19, tidak jarang ditemukan masyarakat yang terlantar. Komunikasi langsung yang dulunya sangat diperlukan, kini menjadi sesuatu yang garing dan jarang terjadi karena takut akan tertular virus. Ketakutan itu membuat banyak orang menutup diri untuk peduli terhadap orang lain.
Sebagai orang beriman, kita seharusnya tidak berperilaku demikian seperti yang lain. Dalam bacaan pertama terungkap bagaimana Allah mengasihani bangsa Israel yang berseru kepada-Nya. Sebab Tuhan yang Mahabaik tidak pernah meninggalkan ciptaan-Nya dalam keadaan susah dan derita. Dengan berbagai macam cara, Ia akan senantiasa membebaskan umat-Nya dari belenggu penderitaan. Seperti halnya yang didaraskan dalam mazmur ‘berbahagialah orang yang menanti-nantikan Tuhan’ sebab hanya pada Tuhanlah ada kasih yang membahagiakan.
Bacaan pertama dan mazmur hari ini ingin berpesan kepada kita bahwa dalam keadaan sesulit apapun, teruslah berlari kepada Tuhan dengan selalu menyerukan nama-Nya di setiap doa kita. Sebab bila kita berseru dan meminta kepada Tuhan, Ia akan memberikan jalan bagi kita dalam setiap persoalan yang kita hadapi. Tuhan akan selalu menjawab doa orang yang selalu meminta kepada-Nya dengan penuh kepercayaan dan tanpa putus asa.
Perintah itu menjadi jelas dalam bacaan Injil hari ini. Yesus mengatakan bahwa ‘tuaian memang banyak, tetapi pekerjaannya sedikit. Maka mintalah kepada tuan yang empunya tuaian supaya ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.’ Oleh karena itu, sebagai orang beriman kita dituntut untuk percaya dan meminta kepada Tuhan agar dengan kasih-Nya, Ia membebaskan kita dari setiap belenggu kelaliman dan penderitaan. Sehingga pada akhirnya, kita dapat memperoleh kebahagiaan karena penantian yang tulus akan kasih Kristus itu.
(Fr. Romaldo Fangohoi)
“Tuaian memang banyak, tetapi pekerjanya sedikit. Maka mintalah kepada tuan yang empunya tuaian supaya ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu” (Mat. 9:37).
Marilah berdoa:
Ya Tuhan, dalam tangan-Mu ada kebahagiaan. Mampukanlah aku untuk dapat setia dan percaya akan kasih-Mu yang tulus demi kebebasanku dari setiap penderitaan ini. Selamatkanlah kami yang berharap akan kasih-Mu. Amin.











