“Belajar Merendahkan Diri”: Renungan, Senin 15 April 2019

0
44 views

Hari Senin dalam Pekan Suci (U)

Yes. 42:1-7; Mzm. 27:1,2,3,13-14; Yoh. 12:1-11.

Dewasa ini ada segelintir orang yang lebih mementingkan dirinya sendiri dibandingkan kepentingan bersama. Demi mementingkan dirinya, ia mengorbankan dan memperalat orang lain. Orang lain tidak dilihat sebagai subjek, tapi malahan dijadikan objek. Sehingga sekarang ini ada banyak orang yang menderita karena ulah dari sebagian orang yang hanya mementingkan dirinya sendiri.

Bacaan-bacaan hari ini mengajak kita bermenung. Pertama, tentang Yudas yang menyayangkan perbuatan Maria yang menyeka kaki Yesus dengan minyak narwastu. Menurut Yudas, lebih baik minyak itu dijual, kemudian hasil jualan itu dibagi-bagikan kepada orang miskin. Perkataan Yudas itu terdengar sangat mulia dan bijaksana. Namun, sebenarnya perkataannya itu mengungkapan keinginan hatinya yang mau agar supaya uang yang dihasilkan dari penjualan minyak wangi itu dapat diambilnya.

Sebagai manusia, terkadang hati kita seperti Yudas. Awalnya kita yang menguasai uang, tetapi lama-kelamaan uang yang menguasai hati kita. Sehingga sering kita memperalat orang lain untuk memperkaya diri kita.

Kedua, belajar dari Maria yang dengan penuh kerendahan hati memberi dari kekurangannya. Tindakan Maria yang meminyaki kaki Yesus dengan minyak narwastu dan menyekanya dengan rambutnya merupakan tindakan syukur serta menunjukkan kerendahan hatinya. Tindakan Maria ini dapat memberikan pelajaran bagi kita bahwa di mata Tuhan itu harta bukanlah segalanya.

Kita dapat belajar seperti Maria, yang dengan kasihnya kepada Tuhan dapat mengorbankan egonya. Namun, apakah kita mampu mengorbankan diri kita untuk kepentingan orang lain? Membantu dan mengasihi orang lemah dan miskin merupakan contoh konkret yang menunjukkan bahwa kita sungguh-sungguh mengasihi Tuhan Yesus.

Ketiga, kita dapat belajar dan meneladani sikap Yesus yang dengan bijaksana dapat mengambil keputusan, mana yang baik dan mana yang tidak baik dari perbuatan Maria dan Yudas. Begitu juga yang diharapkan dari kita, Tuhan menginginkan agar kita menjadi seperti Maria yang penuh kerendahan hati dan belaskasihan untuk menghormati orang lain.

Dalam pekan suci ini, kita diajak untuk berbenah diri, meninggalkan segala keegoisan kita, dan menjadi seperti Maria yang selalu memberi dari dirinya, sehingga dari hal kecil kita boleh dibangkitkan dan diangkat bersama Kristus.

(Fr. Rafael Montung)

“Karena orang-orang miskin selalu ada pada kamu, tetapi Aku tidak akan selalu ada pada kamu” (Yoh. 12:8).

 

Marilah berdoa:

Tuhan, semoga aku selalu dapat bersikap rendah hati dan menjauhi sikap egois. Amin

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here