“Kepada Siapa Kami akan Pergi?”: Renungan, Sabtu 24 April 2021

0
1176

Hari Biasa Pekan III Paskah (P)

Kis. 9:31-42; Mzm. 116:12-13,14-15,16-17; Yoh. 6:60-69

Saudara/i terkasih dalam Tuhan kita Yesus Kristus.   Sering kali kita mendengar perkataan bahwa “menjadi pengikut Yesus tidaklah mudah”; artinya bahwa ada begitu banyak rintangan dan cobaan yang akan dihadapi ketika menjadi pengikut Kristus. Hal semacam ini telah dialami terlebih dahulu oleh para pengikut Kristus pada zaman dulu, yang dalam tanda kutip telah melihat Kristus dengan mata sendiri. Di masa sekarang ini sebagai pengikut Kristus, kita pun sering mendapat tantangan baik dalam pekerjaan, pergaulan, pertemanan, percintaan, dll. Masalah-masalah semacam ini sering membuat kita merasa putus asa, merasa malu, dan bahkan sering kali merasa diri tidak mampu menjalani hidup sebagai pengikut Kristus.

Saudara/i terkasih, sikap ragu akan sesuatu memang merupakan suatu yang wajar dimiliki oleh seorang manusia. Keraguan sering kali membuat kita menanggapi sesuatu secara negatif. Akan tetapi lewat bacaan Injil hari ini, rasul Petrus menjadi teladan yang benar  untuk menjawab segala keraguan dalam diri kita; “ Tuhan kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal”. Perkataan ini diucapkan rasul Petrus karena rasul Petrus telah menerima rahmat dari Allah bapa seperti yang dikatakan oleh Yesus. Setiap kita juga telah menerima rahmat dari Allah lewat pembaptisan, bahkan telah menyantap Tubuh Kristus sendiri saat perayaan Ekaristi. Maka apa jawaban kita ketika pertanyaan Yesus kepada para rasul ditanyakan kepada kita; apakah kita akan menjawab seperti rasul Petrus ataukah kita lebih memilih seperti para murid lain yang meninggalkan Yesus karena ada tantangan yang kita hadapi.

Saudara/i terkasih, kebahagiaan tentu menjadi tujuan akhir dari peziarahan hidup di dunia ini, bahkan ketika kita masih di dunia. Persoalannya kira-kira jalan apakah yang akan kita tempuh untuk mencapai kebahagiaan itu, apakah dengan mengikuti Roh yang memberi hidup atau daging yang mengantar kita untuk lebih tertarik dengan hal-hal duniawi.

Saudara/i terkasih, marilah sebagai pengikut Kristus di zaman di mana dunia sedang dilanda Covid-19, kita tetap berusaha menjadi Yesus sebagai kebahagiaan kita; agar kebahagiaan itu dapat kita salurkan kepada sesama kita. Semoga demikian!

(Fr. Maryono Suarlembit)

“Jawab Simon Petrus kepada-Nya: “Tuhan kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal” (Yoh. 6:68)

Marilah Berdoa:

Ya Yesus, sumber kebahagiaan kami, bantulah kami agar selalu merasa bahagia karena-Mu dan semoga kebahagiaan itu dapat kami berikan juga kepada sesama kami yang membutuhkan. Amin

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini