“Siap Memberikan Kesaksian”: Renungan, Selasa 25 Januari 2022

0
1033

Pesta Bertobatnya St. Paulus, Rasul (P)

Kis. 22:3-16 atau Kis. 9:1-22; Mzm. 117:1.2; Mrk. 16:15-18. 

Dalam dunia dewasa ini, seringkali kita temukan banyak kejadian tidak sesuai moralitas. Kejadian-kejadian itu mungkin terjadi di sekitar kita. Mungkin juga kita hanya membaca di internet, menonton televisi dan lainnya sebagainya. Tentu saja sebagai orang beriman kita menolak segala hal yang berhubungan dengan kejahatan dan kekerasan karena hal tersebut tidak sesuai dengan ajaran iman kita.

Pada hari ini kita umat Katolik merayakan Pesta bertobatnya Santo Paulus, Rasul. Tentu saja kita semua tahu, siapa Santo Paulus ini. Ia memiliki latar belakang sebagai seorang pembunuh para pengikut Kristus demi menegakkan ajaran  agamanya, tetapi kemudian ia dipilih oleh Kristus sendiri untuk mewartakan ajaran-Nya.

Keseluruhan bacaan pada hari ini menceritakan bagaimana pentingnya suatu pertobatan. Dalam bacaan pertama, santo Paulus menceritakan bagaimana ia memperkenalkan dirinya dan memberikan kesaksian bahwa ia dipanggil untuk mewartakan keselamatan yang diberikan oleh Yesus Kristus kepada manusia.

Kita semua tahu bahwa keselamatan yang serupa tetap berlangsung sampai dengan sekarang ini dan kita pun dapat memperoleh keselamatan yang ditawarkan tersebut. Namun, keselamatan itu membutuhkan juga perjuangan manusiawi kita. Memang diakui bahwa keselamatan itu sendiri adalah berasal dari Allah dan hak mutlak Allah tetapi manusia bukan hanya diam dan menjadi pasif sebagai konsumen keselamatan.

Dalam kehidupan keseharian tentu saja kita harus berperilaku sebagaimana yang telah difirmankan oleh Tuhan Yesus. Di sini kita semua dapat mengerti bahwa  hanya mengimani Tuhan Yesus tidaklah cukup untuk membawa pada suatu keselamatan. Hal ini dikarenakan kita sebagai umat beriman harus melaksanakan ajaran dari Tuhan Yesus atau kita harus menerapkan iman tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Lihat saja Santo Paulus. Ketika bertobat, ia benar-benar mendedikasikan hidupnya untuk Tuhan Yesus. Maka hendaknya kita pun berlaku demikian.

Dalam bacaan Injil dikatakan bagaimana Yesus memerintahkan agar kita memberi diri dibaptis. Jika kita melihat di masa sekarang ini, kita diminta untuk memberikan kesaksian hidup bagi sesama.  Dengan memberikan diri dibaptis berarti kita siap menolak segala bentuk kejahatan dan menerima Roh Allah agar tinggal dalam diri kita. Namun sebaliknya jika kita tidak memberikan kesaksian hidup, berarti kita menolak Roh Allah tinggal dalam diri kita.

(Fr. Ivandy Panda Raja)

“Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk” (Mrk. 16:15).

Marilah berdoa

Tuhan Yesus, bantulah kami untuk mengubah diri menjadi lebih baik. Amin.

 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini