“Dekat dengan Tuhan”: Renungan, Senin 17 Januari 2022

0
23 views

Pw St. Antonius, Abas

1Sam. 15:16-23; Mzm. 50:8-9,16bc-17,21,23; Mrk 2:18-22.

Puasa berarti “menahan diri” dari segala jenis makanan dan minuman, serta segala perbuatan yang dapat membatalkan usaha dalam menahan diri. Berpuasa berarti juga membuka diri terhadap Tuhan dan sesama sehingga membawa kita ke jalan keselamatan. Karena itu terkadang berpuasa membutuhkan pengorbanan yang besar untuk bisa mewujudkan tujuannya tersebut.

Injil hari ini mengingatkan kita bahwa hal berpuasa, bukan hanya soal nyaman dengan kebiasaan-kebiasaan berpuasa yang sudah ada dan teratur, melainkan juga mampu untuk menerima hal-hal yang baru yang membuat kita dapat menjadi lebih baik. Keterbukaan kita pada hal baru hendaknya tetap sejalan dengan Kristus sendiri sebagai jalan kebenaran dan tujuan hidup kita.

Puasa yang ditekankan dalam Injil memberikan gambaran bagaimana orang dapat menahan diri dari hal-hal duniawi untuk tetap dekat kepada Tuhan. Orang Yahudi mempermasalahkan para murid Yesus yang tidak berpuasa. Karena menitikberatkan pada sebuah kebiasaan dan aturan tanpa memaknai hal tersebut. Tetapi Yesus memberikan gambaran yang jelas tentang puasa yaitu untuk mendekatkan diri dengan Tuhan sendiri. Sebagaimana para murid dan Yesus yang digambarkan sebagai para sahabat dan mempelai yang ada bersama-sama dan tidak melaksanakan puasa. Pada saat mempelai diambil dari mereka, itulah yang membuat mereka berpuasa. Dengan itu, Injil kali ini mengajak kita untuk memandang puasa itu bukan sekedar aturan dan kebiasaan, tetapi kiranya memaknai hal tersebut yaitu menahan diri dari keinginan duniawi untuk lebih dekat dengan Tuhan dan terbuka terhadap sesama seperti berderma dan berkurban.

Hari ini juga, Gereja memperingati Santo Antonius, Abas. Santo Antonius, Abas adalah sosok yang berani untuk meninggalkan kehidupan lamanya yang serba mewah dan berkelimpahan. Dia memilih untuk menghayati kehidupan baru yang dapat membawa dia kepada jalan kebenaran, yakni dengan membagi-bagikan semua hartanya kepada orang miskin dan memasuki corak hidup bertapa agar lebih dekat dengan Tuhan.

Mari kita belajar dari Santo Antonius, Abas ini. Tentunya, tidak harus sama dengan ia, tetapi kita belajar untuk memberanikan diri dengan semangat Kristiani yaitu berkurban bukan untuk kepentingan kita sendiri tetapi untuk kepentingan bersama serta untuk lebih dekat dengan Tuhan.

(Fr. Kristovel Pepende)

“Anggur yang baru hendaknya disimpan dalam kantong yang baru pula” (Mrk. 2: 22).

Marilah berdoa:

Ya Tuhan, bantulah kami untuk selalu membaharui hidup kami dengan semangat iman Kristiani. Amin.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here