Refleksi: ”Dosa Keputusasaan”

0
31 views

Apa yang dimaksudkan Dosa Keputusasaan? Dosa jenis ini merupakan suatu dosa yang muncul akibat rasa putus asa dalam diri manusia, di mana ia menganggap setiap dosa dan kesalahan yang diperbuatnya tidak dapat lagi diselamatkan dengan cinta dan rahmat Tuhan. Setiap manusia dapat dengan mudah jatuh ke dalam dosa. Hal itu merupakan suatu kelemahan yang ada dalam diri setiap manusia. Akan tetapi, ada suatu keadaan di mana manusia sudah jatuh terlalu jauh ke dalam dosa dan membuatnya kehilangan harapan akan penyelamatan Tuhan terhadap dirinya. Semua ini adalah berbagai penjelasan mengenai Dosa Keputusasaan yang baru saja saya dapatkan dari proses perkuliahan yang berbicara mengenai Teologi Dosa.

Dari berbagai penjelasan mengenai Dosa Keputusasaan, saya sadar bahwa saya mungkin telah jatuh ke dalam jenis dosa ini.  Saya merenungkan kembali setiap perbuatan saya pada minggu-minggu terakhir ini. Saya sadar bahwa saya telah masuk dalam keadaan di mana rasa ketidakpercayaan akan rahmat dan cinta Tuhan yang bertumbuh dengan suburnya. Misalnya, saya sudah tidak lagi secara serius berdoa kepada Tuhan. Kegiatan berdoa atau beribadat yang dilakukan di Seminari hanya dianggap sebagai suatu bentuk formalitas belaka. Saya tidak lagi memaknai kegiatan doa atau ibadat sebagai suatu hubungan religius dengan Tuhan. Hal itu disebabkan terlalu banyak berbuat dosa dan pada akhirnya merasa bahwa diri saya tidak lagi dapat diselamatkan oleh Tuhan.

Pada akhir proses diskusi mengenai Dosa Keputusasaan ini, Pastor memberikan penegasan bahwa jenis dosa ini merupakan dosa yang melawan keutamaan harapan. Maksudnya ialah bahwa mereka yang berbuat dosa ini adalah mereka yang lemah dalam pengharapan, dan karena itu muncul rasa putus asa dapat yang dengan mudah masuk dan menyerang orang tersebut. ‘

Dari penegasan itu, saya berefleksi bahwa memang benar saya ini adalah tipe orang yang mudah sekali menyerah dalam berharap. Saya lebih cenderung pesimis daripada optimis. Saya mudah sekali menyerah dan tidak suka berjuang lebih untuk mendapatkan sesuatu. Dari semuanya itu, memang disadari bahwa harapan dalam diri saya ini sangatlah kurang. Akan tetapi, saya juga berefleksi bahwa mungkin akan ada harapan yang perlahan-lahan muncul dan bertumbuh dalam diri saya, melalui kelemahan-kelemahan tersebut. Harapan akan perubahan yang dapat membuat diri saya menjadi lebih baik lagi ke depan. Misalnya harapan untuk tidak berbuat dosa. Dan, pada akhirnya harapan akan kasih dan rahmat Allah akan senantiasa menyertai seluruh hidup saya.

(Fr. Dean Rengkung)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here