“Kerendahan Hati”: Renungan, Selasa 22 Mei 2018

0
1912

Hari Biasa (H)

Yak. 4:1-10; Mzm. 55:7-8,9-10a,10b-11a,10b-11a,23; Mrk. 9:30-37. 

Pernahkah kita mendengar cerita anak-anak tentang perlombaan lari dari seekor kura-kura dengan kelinci? Dalam cerita tersebut digambarkan karakter dari masing-masing hewan itu. Kelinci digambarkan sebagai yang sombong dan yakin akan menang dalam perlombaan.

Sementara kura-kura digambarkan sebagai yang bersikap lugu, diam dan biasa-biasa saja. Memang pada awal lomba sang kelinci berlari sangat cepat dan meninggalkan kura-kura dengan jarak yang sangat jauh bahkan hampir mencapai finis. Namun, sikap sombong dan merasa diri besar menyebabkan ia kalah dari kura-kura. Sang kura-kura ternyata berhasil mendahuluinya.

Bacaan Injil hari ini menceritakan tentang para murid yang saling bersaing satu sama lain untuk menjadi yang terbesar. Sepanjang jalan mereka hanya mempertentangkan mengenai hal itu. Ketika sampai di rumah, Yesus bertanya kepada mereka mengenai apa yang mereka perbincangkan selama di jalan, tapi mereka hanya diam saja.

Yesus sudah mengetahui maksud mereka, dari sebab itu ia berkata kepada mereka: “Barangsiapa ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya”.

Perkataan Yesus ini hendak mengajarkan pada para murid-Nya supaya mereka memiliki sikap kerendahan hati dan melayani satu sama lain. Yesus juga menberikan contoh dengan mengambil seorang anak kecil dan meletakkan dia di tengah-tengah mereka.

Maksud Yesus adalah supaya para murid dalam pelayanan mereka selalu mengutamakan orang-orang kecil dan yang lemah. Para murid harus menjadi pelayan yang sesungguhnya seperti Yesus yang berpihak pada orang-orang kecil dan berkekurangan.

Dalam kehidupan kita, terkadang muncul sikap sombong agar mendapat perhatian dari orang lain. Sikap inilah yang sering kali membuat kita tidak sadar diri akan kekurangan yang ada dalam diri kita. Seharusnya sikap yang harus kita bangun itu adalah kerendahan hati seperti yang diajarkan oleh Yesus.

Untuk menjadi yang terbaik itu seharusnya kita menjadi pelayan untuk orang lain atau bahkan harus sama dengan Yesus yang rela mati dan berkurban demi dosa manusia.

Semoga melalui bacaan-bacaan hari ini, kita semakin dikuatkan dan diteguhkan untuk membangun sikap kerendahan hati dan sikap melayani yang tulus kepada keluarga, sesama, masyarakat dan terlebih khusus kepada Yesus yang menjadi teladan kerendahan hati bagi semua orang.

(Fr. Bosco Pontoh)

“Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaknya ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya” (Mrk. 9: 35b).

Marilah berdoa:

Ya Tuhan, tumbuhkanlah sikap kerendahan hati dalam diriku. Amin.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here