Hari Minggu Prapaskah III (U)
BcE. Kel. 20:1-17 (atau lebih singkat Kel. 20:1-3,7-8,12-17); Mzm. 19:8,9,10,11; 1Kor. 1:22-25; Yoh. 2:13-25.
Hari ini kita telah memasuki Minggu Prapaskah III. Bacaan-bacaan hari ini sangat menarik untuk kita renungkan bersama. Bacaan pertama mengisahkan tentang Sepuluh Perintah Tuhan yang diberikan kepada Musa di Gunung Sinai. Perintah-perintah ini tidak hanya sekadar aturan, melainkan pedoman hidup yang membentuk dasar moral dan etika.
Kesepuluh Perintah Tuhan ini mengandung makna yang mendalam tentang hubungan manusia dengan Tuhan dan sesama. Bahkan perintah-perintah ini memandu kita untuk hidup dalam ketaatan dan kasih. Tuhan bersabda, “Jangan ada padamu allah lain dihadapan-Ku. Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, Tuhan Allahmu yang cemburu …” (Kel.20:3,5). Ini merupakan suatu panggilan kepada kita untuk memprioritaskan hubungan kita denganNya di tengah kehidupan yang penuh godaan dan gangguan.
Namun, dalam perjalanan kehidupan kita sehari-hari, kita sebagai manusia seringkali tergoda oleh kekuatan dunia dan kenikmatan dunia serta kebijaksanaan duniawi. Manusia sering menuntut tanda dan kehadiran Allah yang cocok dengan sifat manusiawinya. Paulus dalam surat pertama kepada jemaat di Korintus, menunjukkan bahwa kebijaksanaan manusia dianggap kebodohan di hadapan Tuhan. Dunia mungkin mencari tanda-tanda dan kebijaksanaan, tetapi jawaban sejati terletak dalam salib Kristus. Kita diundang untuk melihat kebijaksanaan yang lebih tinggi, yang datang melalui iman kepada Kristus.
Injil Yohanes membawa kita ke Bait Allah di Yerusalem. Dalam Injil dikisahkan, Yesus datang ke sana dan didapatiNya para pedagang dan para penukar uang. Ketika melihat Bait Allah telah dijadikan tempat jual dan menukar uang, Ia membersihkan tempat itu dengan mengusir mereka. Tindakan Yesus tidak hanya sekedar untuk membersihkan Bait Allah dari mereka. Namun, tindakan ini adalah sebuah seruan untuk membersihkan hati kita, karena tubuh kita adalah bait Allah yang sejati. Yesus juga menyatakan bahwa tubuhNya adalah bait yang akan dibangun kembali dalam tiga hari setelah dihancurkan. Ini adalah nubuat tentang kebangkitanNya dan juga mengingatkan kita bahwa kita adalah bagian dari tubuh Kristus yang hidup.
Bacaan-bacaan hari ini menghantar kita untuk menemukan esensi iman kita, yaitu mengutamakan hubungan dengan Tuhan, melepaskan kebijaksanaan duniawi, dan memahami bahwa kita adalah bait Allah yang hidup. Di tengah-tengah kehidupan yang seringkali sibuk dan penuh godaan, kita diingatkan dan diajak untuk kembali kepada Tuhan, membangun fondasi iman kita pada Kristus, dan menjaga kekudusan hati kita sebagai bait Allah. Dalam kesederhanaan itulah, kita menemukan kebijaksanaan sejati dan makna kehidupan yang sejati. Marilah menyucikan hidup kita dengan membuka mata kita terhadap kebenaran salib Kristus dan hidup dengan penuh pengabdian kepada Tuhan.
Fr. Michael M. Kewo
“Rombaklah Bait Allah ini dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali” (Yoh. 2:19).
Marilah berdoa:
Ya Allah, tuntunlah kami di jalanMu agar kami semakin bijaksana dalam bertindak dan melalukan kehendakMu. Amin