“SI MANTAN BUTA”: Renungan,  Minggu 19 Maret 2023

0
413

Hari Minggu Prapaskah IV (U).

1Sam. 16:1b,6-7,10-13a; Mzm. 23:1-3a, 3b-4,5,6; Ef. 5:8-14; Yoh. 9:1-41 (panjang) atau Yoh. 9:1,6-9, 13-17,34-38 (singkat).

Dalam hidup, setiap orang mengalami berbagai hal. Hal-hal itu menyangkut tentang yang baik dan buruk. Pengalaman hidup yang kompleks mempengaruhi cara pandang terhadap orang lain. Misalnya, ketika kita butuh bantuan, orang lain tidak memberikan perhatian melainkan mengabaikan. Oleh karena itu, muncul anggapan bahwa “mereka” sombong. Itu berarti terjadi perubahan dalam diri seseorang. Perubahan dari pribadi yang penuh harap menjadi pribadi dengan pandangan buruk terhadap orang di luar dirinya. Dengan demikian, dalam diri seseorang terjadi perubahan dan perkembangan berdasarkan dengan apa yang dialaminya.

Dalam bacaan pertama, Daud dipilih Tuhan untuk menjadi raja. Melalui Samuel, Daud mendapat pengurapan. Dalam kesibukannya menggembalakan kambing domba, Daud dipanggil untuk mendapatkan tugas yang tidak biasa. Hal ini menunjukkan bahwa pilihan Tuhan adalah mutlak.  Dengan kata lain, Tuhan melihat hati seseorang dan menganggap layak menerima “hadiah” dari-Nya.

Dalam bacaan Injil diceritakan tentang seorang buta yang disembuhkan oleh Yesus. Seseorang yang sakit dan putus asa mendapatkan hadiah dari Yesus yakni melihat. Hadiah ini mempengaruhi diri si mantan buta. Peristiwa ini terjadi pada hari Sabat. Konsekuensinya, terjadi perpecahan antara orang-orang yang tidak percaya dan percaya pada Yesus. Salah satu yang percaya adalah si mantan buta. Dalam desakan orang Farisi untuk mempertanyakan siapa yang menyembuhkannya, si mantan buta memberikan jawaban. Dia menjawab bahwa yang menyembuhkannya adalah Yesus sebagai nabi. Pernyataan ini kurang menunjukkan tentang Yesus sebagai Anak Allah. Tetapi imannya berkembang ketika bertemu dengan Yesus lagi. Yesus tidak hanya dipandang sebagai seorang nabi tetapi Tuhan. Tuhan yang menunjukkan kuasa dan belaskasih-Nya. Semua ini menunjukkan tentang proses pertumbuhan imam seseorang.

Saudaraku, melalui pengalaman, iman kita mengalami perkembangan. Bacaan Injil hari ini menunjukkan tentang bagaimana seseorang beriman kepada Yesus. Itu berarti ada proses yang terjadi. Ketika kita percaya bahwa Yesus adalah Tuhan, maka kita pun harus menyadari, mengarahkan diri dan menjadi anak-anak terang, seperti dalam bacaan kedua. Anak-anak terang yang berupaya melakukan hal-hal yang berkenan kepada-Nya, terlebih khusus selama masa Prapaskah ini. Marilah kita menyadari proses perkembangan imam dalam diri.

(Fr. Jefry Lumentut)

“Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Tuhan melihat hati.” (1Sam. 16:7b)

Marilah berdoa:

Ya Tuhan, berkatilah hamba-Mu dalam perjalanan hidup ini agar layak mendapat “hadiah” bersama-Mu di surga. Amin

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here