“TOBAT DAN KERENDAHAN HATI”: Renungan, Sabtu 18 Maret 2023

0
362

Hari Biasa Pekan III Prapaskah (U).

Hos. 6:1-6; Mzm. 51:3-4, 18-19, 20-21b; Luk. 18:9-14.

Masa Prapaskah bukanlah masa di mana kita berhadapan dengan perkara tidak makan atau tidak minum (puasa dan pantang) melainkan masa khusus bagi kita untuk menyadari perbuatan-perbuatan kita yang salah dan tidak selaras dengan kehendak Allah. Sering kali dalam hidup bersama dengan orang lain, kita menemukan ada orang yang menganggap dirinya paling benar sehingga memandang orang lain dengan sebelah mata.

Hari ini dengan bagus sekali penginjil Lukas memperlihatkan kepada kita bagaimana Allah menghendaki agar kita tidak sombong melainkan tetap rendah hati sebagai tanda bahwa kita adalah manusia yang tidak luput dari kesalahan dan dosa. Melalui perumpamaan tentang orang farisi yang sombong dan pemungut cukai yang rendah hati, Tuhan menasihati agar kita tidak menjadi seperti orang farisi yang menjadikan perbuatan-perbuatan baiknya sebagai barometer untuk menghakimi orang yang ia pandang tak sebanding dengannya.

Nabi Hosea mengajak kita untuk berbalik kepada Allah dengan pertama-tama memiliki pengenalan yang benar akan Allah yang benar. Pengenalan itu akan membantu kita menyadari betapa besar dan baiknya perbuatan Allah untuk kita. Jika kita mengenal Tuhan dengan baik, maka kita juga akan mengerti akan kasih setia-Nya. Kasih setia itu berarti mengerti bahwa kasih Allah itu ada untuk semua orang, bahkan juga untuk mereka yang dianggap berdosa oleh banyak orang. Mungkin ini alasannya mengapa Yesus berkata  “barang siapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barang siapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.” Yesus menghendaki agar kita semua tidak merendahkan orang lain, seolah-olah kita lebih baik dan telah luput dari cacat cela.

Dengan rendah hati kita harus mengakui bahwa kita tak luput dari dosa. Meski begitu, Allah menghendaki agar kita mau bertobat dan kembali kepada-Nya.  Kalau kita ingin dibenarkan oleh Tuhan,  kita harus memiliki sikap kerendahan hati. Kita pun harus senantiasa waspada terhadap apa yang kita miliki berupa kekayaan, kedudukan, kekuasaan, sering kali malah membuat kita merasa hebat dan tidak membutuhkan pertobatan. Oleh karena itu melalui bacaan-bacaan di masa Prapaskah ini, kita semua diharapkan sekurang-kurangnya mengurangi perbuatan kita yang tidak baik dan mau untuk bertobat, sebab tidak ada kata terlambat bagi mereka yang mau bertobat. Amin.

(Fr Yosep Mario Setitit)

“… Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan” (Luk. 18:14)..

Marilah berdoa:

Ya Tuhan, bantu kami untuk senantiasa rendah hati dan tak merendahkan sesama kami. Amin.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here